Laporan oleh Arif Maulana

[unpad.ac.id, 8/2/2021] Pemanfaatan hewan untuk kepentingan penelitian ilmiah maupun produksi pangan perlu menjunjung tinggi prinsip kesejahteraan hewan atau animal welfare. Karena itu, peneliti maupun peternak wajib memperlakukan hewan dengan baik dan tidak membuatnya tersiksa.
Menurut Guru Besar Fakultas Peternakan dan Program Studi Kedokteran Hewan Universitas Padjadjaran Prof. drh. Roostita L. Balia, M.App.Sc., PhD, perlakuan terhadap hewan percobaan harus mementingkan faktor kenyamanan.
Jangan sampai hewan mengalami stres atau kesakitan akibat perlakuan penelitian yang tidak tepat.
“Kalau hewan itu nyaman, peneliti akan lebih mudah mengambil sampelnya,” ungkap Prof. Roostita saat ditemui Kantor Komunikasi Publik Unpad, beberapa waktu lalu.
[irp]
Prof. Roostita mencontohkan aktivitas pengambilan sampel darah pada tikus percobaan. Aktivitas ini dinilai cukup sulit karena lokasi pembuluh vena pada tikus tidak mudah terlihat. Bila prosesnya tidak membuat tikus nyaman, akan membuat pengambilan sampel menjadi makin sulit.
Untuk itu, penelitian menggunakan hewan percobaan sendiri wajib mematui kode etik yang ditetapkan. Kode etik ini ditetapkan agar peneliti tetap mematuhi prinsip kesejahteraan hewan.
Peneliti juga wajib memiliki surat etik yang dikeluarkan Komisi Etik sebagai rekomendasi bahwa penelitian tersebut mematuhi kode etik terhadap hewan percobaan.
“Adanya surat etik ini juga diakui internasional, internasional tidak akan publish karya ilmiah yang dihasilkan kalau tidak punya surat etik,” paparnya.
Penelitian menggunakan hewan percobaan dilakukan untuk melindungi hasil penelitian yang bias. Apalagi jika penelitian berkaitan dengan penciptaan obat untuk manusia.
“Contohnya kalau kita meneliti tentang obat, dosisnya mau berapa kemudian apakah dia nanti menimbulkan gejala yang lain, itu mau tidak mau harus pakai hewan coba. Tidak mungkin langsung ke manusia, dikhawatirkan ada dampak yang tidak kita inginkan,” kata Prof. Roostita.
[irp]
Selain untuk hewan uji, prinsip kesejahteraan hewan juga wajib dipatuhi oleh peternak. Menurut Prof. Roostita, ada sejumlah hal penting yang wajib dipatuhi.
Hal tersebut antara lain, hewan tidak boleh kelaparan dan kehausan, hewan harus nyaman tidak membuatnya takut, peternak wajib memenuhi kebutuhan harian hewan, serta hewan harus cukup istirahat.
Selain itu, proses transportasi hewan ternak juga harus mementingan keselamatan dan kenyamanan. Hewan jangan ditumpuk atau dibiarkan berdesak-desakan selama dilakukan pengangkutan. Pengangkutan yang salah juga berdampak pada penurunan kualitas hewan.
“Produknya tidak akan bisa optimal nanti kalau dijual. Karenanya, hewan harus bisa bergerak dengan nyaman. Itu yang harus dipikirkan oleh manusia,” ujarnya.*