[unpad.ac.id] Program Studi Magister Konservasi Laut Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran menggelar seminar daring nasional “Pengelolaan Konservasi Laut di Indonesia: Apa dan Bagaimana Kabarnya?”, Senin (19/4) lalu.
Seminar ini diikuti sekira 200 orang dari berbagai latar belakang, baik dari instansi pemerintahan, pendidikan, maupun sektor nonpemerintah (NGO). Webinar dibuka dengan pemaparan materi kunci oleh Guru Besar FPIK Unpad Prof. Dr. Zuzy Anna, M.Si.
Dalam materinya, Prof. Zuzy berkomentar mengenai film dokumenter berjudul “Seaspiracy” yang dirilis di Netflix. Menurutnya,film tersebut mengangkat sejumlah isu kelautan global yang bisa dikatakan cukup kelam dan menghasilkan kesimpulan yang kontroversial.
Bertolak belakang dengan yang digambarkan pada film, Prof. Zuzy menjelaskan, perikanan berkelanjutan itu ada. Namun, praktiknya membutuhkan penerapan pengawasan dan penegakan hukum yang ketat.
Meski kontroversial, ada sejumlah poin yang dibenarkan oleh Prof. Zuzy. Salah satunya adalah pemerintah perlu menghapuskan subsidi perikanan yang destruktif, misalnya penggunaan bahan bakar fosil berupa solar.
“Selain itu, kesimpulan film dokumenter tersebut terhadap pembatasan konsumsi ikan laut tidak disetujui dan dianggap misleading, mengingat ikan laut adalah sumber protein tinggi dan sumber pendapatan bagi masyarakat di negara miskin ataupun negara berkembang,” kata Prof. Zuzy dalam rilis yang diterima Kantor Komunikasi Publik Unpad.
Selain Prof. Zuzy, seminar ini juga menghadirkan dua pembicara lainnya, yaitu Regional Manager ATSEA 2 Project Dr. Handoko Adi Susanto, M.S., serta Mahasiswa Magister Konservasi Laut Unpad Katherina Tjandra.
Kedua narasumber membahas sejumlah contoh kasus pengelolaan kawasan konservasi, seperti Marine Protected Areas serta bagaimana strategi konservasi laut yang telah dilakukan sejauh ini.(rilis)*
