Lakukan Survei, 68,3 Persen Mahasiswa Unpad Inginkan Kuliah Tatap Muka

mahasiswa Unpad
Tenaga kebersihan melakukan penyemprotan disinfektan ke setiap sudut ruangan yang digunakan sebagai lokasi UTBK, 6 Juli 2020. (Foto: Dadan Triawan)*

[unpad.ac.id] Direktorat Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni Universitas Padjadjaran menggelar survei mengenai seberapa besar keinginan mahasiswa Unpad untuk kembali berkegiatan di kampus, Jumat (28/5) hingga Minggu (30/5).

“Tujuan survei ini ingin mengetahui seberapa besar antusiasme mahasiswa untuk berkunjung ke kampus. Survei ini juga dilakukan guna menunjang Unpad menuju pembelajaran hybrid,” ujar Direktur Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni Unpad Dr. Boy Yoseph Cahya Sunan Sakti Syah Alam.

Boy menjelaskan, survei yang digelar secara daring ini diikuti oleh 1.857 responden dari mahasiswa Unpad. Dari hasil pengumpulan data, sebanyak 77,7 persen responden memiliki keinginan untuk berkunjung ke kampus.

Selain itu, sebanyak 68,3 persen responden menginginkan untuk melakukan kuliah tatap muka, sedangkan 14,9 persen responden lebih memilih kuliah daring.

“Kalau dilihat mahasiswa kebanyakan sudah ingin masuk ke kampus dan sudah mulai jenuh dengan kuliah online,” kata Boy.

Hasil poling mengenai keinginan mahasiswa untuk kuliah tatap muka.*

Hal ini terlihat dari hasil poling mengenai lokasi di kampus yang ingin dikunjungi mahasiswa. Sebanyak 37,8 persen responden menginginkan mengunjungi ruang kelas, sedangkan 22,5 persen memiliki keinginan mengunjungi perpustakaan dan 17,9 persen menginginkan untuk mengunjungi perpustakaan.

Hasil poling mengenai keinginan mahasiswa untuk berkunjung ke kampus Unpad.*

Lebih lanjut Boy menjelaskan, hasil survei ini akan menjadi pertimbangan bagi Unpad untuk mengimplementasikan pembelajaran berbasis hybrid. Rencananya, Unpad akan membuka kampus dengan terbatas mulai semester ganjil 2021/2022 pada Agustus mendatang.

Guna menunjang pembukaan aktivitas kampus secara terbatas, pihaknya bersama Satuan Tugas Covid-19 Unpad menyiapkan protokol kesehatan yang ketat untuk aktivitas belajar di kelas maupun praktikum.

“Dengan adanya hybrid learning ini, kita akan atur secara ketat kegiatan pembelajaran dan kemahasiswaan di dalam kampus,” ujar Boy.*

Share this: