Adaptasi Pembelajaran “Hybrid”, Protokol Kesehatan Perlu Diperketat

protokol kesehatan
Rektor Universitas Padjadjaran meninjau laboratorium di Fakultas Peternakan Unpad, Jatinangor, Rabu (16/6). (Foto: Dadan Triawan)*

[unpad.ac.id] Jelang masa adaptasi sistem pembelajaran hybrid pada Agustus mendatang, Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti mengingatkan setiap fakultas untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Mereka (fakultas) sudah mulai mencoba sekuat tenaga menjalankan protokol kesehatan,” kata Rektor usai melakukan kunjungan ke Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Pertanian, dan Fakultas Peternakan, Rabu (16/6).

Kunjungan dilakukan untuk melihat sejauh mana fakultas mempersiapkan diri dalam memberlakukan sistem pembelajaran hybrid. Di setiap fakultas, Rektor meninjau ruang laboratorium, ruang multimedia, hingga fasilitas penunjang protokol kesehatan.

Dalam kunjungan tersebut, Rektor didampingi Direktur Pendidikan dan Internasionalisasi Mohammad Fahmi, M.T., PhD, Direktur Sarana, Prasarana, dan Manajemen Aset Edward Henry, Kepala Satuan Pengawas Internal Dr. Memed Sueb, serta Kepala Kantor Sekretariat Universitas Tjumina Eka Puspita Sari.

Rektor mengatakan, setiap fakultas didorong untuk memastikan berbagai proses menjelang masa adaptasi pembelajaran hybrid berjalan dengan baik. Utamanya adalah sistem pembelajaran hybrid di Unpad tetap mengedepankan protokol kesehatan yang ketat.

Hal yang dipastikan di antaranya menyusun alur pelayanan kemahasiswaan, penyiapan fasilitas dan metode pembelajaran hybrid, hingga alur kerja tenaga kependidikan.

Lebih lanjut Rektor menjelaskan, sistem pembelajaran hybrid dilakukan Unpad untuk memastikan capaian pembelajaran mahasiswa, khususnya pada bidang kompetensi keilmuan dan skill-nya tercapai.

Karena itu, pembukaan pelayanan pendidikan dengan sistem hybrid lebih diutamakan untuk menunjang kompetensi nonteknis mahasiswa. “(Pengajaran) pengetahuan masih daring, kalau untuk skill bisa dilakukan di kampus,” ujarnya.

Sistem hybrid tersebut diharapkan dapat mendorong masa studi mahasiswa bisa selesai tepat waktu. “Kalau semuanya daring, masa studinya akan lama. Dengan dibukanya laboratorium, diharapkan tugas akhirnya bisa selesai lebih cepat,” kata Rektor.*

Share this: