
[unpad.ac.id] Untuk meningkatkan layanan kesehatan, khususnya layanan keperawatan, dibutuhkan perawat yang mampu terus berinovasi. Kolaborasi pun perlu dilakukan lintas sektor dan profesi untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang holistik.
“Perawat tidak bisa berjalan sendiri namun perawat berpotensi besar untuk menjadi leader para inovator multidisiplin,” kata Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Restuning Widiasih, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, Ph.D, dalam acara peringatan Dies Natalis ke-27 Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran yang digelar secara hybrid, Jumat (11/6).
Restu mengatakan bahwa perawat memiliki kesempatan mengembangkan budaya inovasi. Peningkatan budaya inovasi ini di antaranya melalui mendesain pola pikir.
“Membuat framework atau model inovasi akan menjadi panduan dan mengarahkan cara berpikir bagi setiap elemen yang terlibat dalam inovasi,” ujar Restu.
M-Motion
Pada kesempatan tersebut, Restu mempresentasikan framework dalam menciptakan inovasi di bidang keperawatan maternitas yang ia kembangkan bernama M-Motion. Framework ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam melakukan inovasi keperawatan.
“Pengembangan inovasi layanan keperawatan maternitas menjadi maksimal dengan dipandu oleh framework yang komprehensif,” kata Restu.
Framework tersebut terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu pra-inovasi, inovasi, dan pasca-inovasi. Bernama M-Motion, dapat diartikan M sebagai maternity atau maternitas, dan motion berarti bergerak.
“Saya maknai sebagai keperawatan maternitas yang terus bergerak dan berinovasi,” ujar Restu.
Melalui framework tersebut, Restu bersama tim menciptakan sejumlah inovasi, seperti aplikasi Kesturi yang merupakan aplikasi daring untuk konsultasi maternitas dan kesehatan reproduksi.
Selain itu, Restu bersama sejumlah inovator dari berbagai intitusi tengah merancang “Detect Me” yang merupakan perangkat portabel pemantau kesejahteraan janin secara mandiri berbasis internet. Inovasi VNursLab atau Virtual Nursing Skill Simulation Laboratorium juga tengah dirancang Restu dan tim, yaitu layanan virtual laboratorium untuk kompetensi klinik mahasiswa keperawatan.
Transformasi
Pada kesempatan tersebut, Dekan Fkep Unpad Kusman Ibrahim, PhD, mengatakan bahwa Fkep Unpad telah melakukan transformasi pada berbagai bidang layanan tridarma perguruan tinggi. Fkep pun terus berupaya untuk menata dan mengambangkan berbagai program transformasi menuju fakultas bereputasi dunia dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran juga telah mengalami transformasi pada berbagai bidang layanan tridarma peguruan tinggi dan akan terus beradaptasi terhadap berbagai perubahan agar bisa tetap tumbuh dan berkembang dalam merespons berbagai tuntutan dan kebutuhan stakeholders,” ujar Dr. Kusman.
Sementara itu, Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti berharap Fkep Unpad dapat terus mengembangkan ilmu keperawatan sekaligus menghasilkan perawat-perawat professional yang dapat membawa Unpad bermanfaat dan dunia.
“Saya meyakini kemajuan teknologi tidak akan pernah dapat menggantikan tenaga perawat yang humanis. Kemajuan teknologi dapat menjadi pengiring dan pendorong untuk membantu lahirnya inovasi-inovasi di bidang keperawatan,” ujar Rektor.
Rektor pun berharap Fkep Unpad dapat merebut peluang tersebut dengan baik agar lulusan fakultas ini dapat berkiprah dengan baik dan mendunia.
“Jadikanlah peringatan dies natalis ini menjadi tonggak untuk Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran menjadi lebih baik, lebih bermanfaat, dan lebih mendunia,” ujar Rektor.(arm)*