Infeksi Covid-19 pada Ibu Hamil Berisiko Mengganggu Kesehatan Janin

ibu hamil
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Ida
ibu hamil
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Ida Maryati, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat., PhD., menyampaikan presentasi pada webinar “Self Management Ibu Hamil Mempersiapkan Persalinan di Masa Second Wave Pandemi Covid-19” yang digelar secara virtual, Kamis (15/7).*

[unpad.ac.id] Ibu hamil menjadi salah satu populasi rentan terpapar Covid-19. Infeksi penyakit ini bukan hanya berpengaruh pada ibu, tetapi juga pada janin yang dikandungnya. Untuk itu, protokol kesehatan sangat perlu diperhatikan ibu hamil untuk menjaga kesehatan diri dan janin.

“Sebetulnya pencegahan pada ibu hamil ini sama saja dengan pencegahan pada dewasa lainya. Namun, untuk ibu hamil ini harus benar-benar memperhatikan karena yang terserang bukan hanya ibunya sendiri tapi juga ada janin yang dikandungnya,” kata dosen Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Ida Maryati, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat., PhD.

Ida menyampaikan hal tesebut pada webinar “Self Management Ibu Hamil Mempersiapkan Persalinan di Masa Second Wave Pandemi Covid-19” yang digelar Fkep Unpad melalui Program Profesi Ners Angkatan XLI. Acara diselenggarakan secara virtual, Kamis (15/7).

Ida menjelaskan, selama kehamilan ada berbagai perubahan yang terjadi pada ibu hamil, termasuk hormonal sehingga menempatkan ibu hamil menjadi kondisi yang rentan. Semakin dini ibu hamil terkena infeksi, semakin besar pula terjadinya risiko keguguran.

Selain keguguran, hal lain yang bisa dialami ibu hamil yang terinfeksi virus Corona adalah terjadinya gawat janin, persalinan prematur, ketuban dini, hingga gangguan pertumbuhan janin.

Untuk mencegahnya, ibu hamil diharapkan dapat menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, seperti sering mencuci tangan, memakai masker dengan benar, serta menjaga jarak dan berupaya untuk tetap di rumah kecuali untuk hal mendesak.

Ibu hamil juga diharapkan rajin berolahraga sesuai kondisi, istirahat cukup, menerapkan etika batuk dan bersin dengan benar, makan dengan gizi seimbang, serta melakukan vaksinasi.

Mencari informasi yang benar dari sumber terpercaya pun penting dilakukan ibu hamil. Informasi ini dapat diperoleh dari tenaga kesehatan atau media kredibel yang isinya dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Ida, pengetahuan yang dimiliki ibu hamil menjadi salah satu faktor yang menentukan kepatuhan ibu hamil terhadap protokol kesehatan. Semakin baik pengetahuan yang didapat, ibu hamil diyakini akan semakin patuh pada protokol kesehatan.

Selain pengetahuan, faktor lain yang menentukan kepatuhan ibu hamil pada protokol kesehatan adalah sikap, keluarga, dan kondisi sosial.

Ante Natal Care                     

Pembicara lain, dosen Fkep Unpad Lilis Mamuroh, S.Pd., S.Kep., Ners., M.Mkes mengatakan bahwa protokol kesehatan penting diterapkan dalam Ante Natal Care (ANC) atau pemeriksaan kesehatan kehamilan di fasilitas kesehatan.

Salah satu yang penting diperhatikan dalam ANC di masa pandemi Covid-19 ini adalah perlunya melakukan janji temu atau teleregistrasi melalui media komunikasi dengan petugas kesehatan.

“Ketika akan dilakukan ANC harus dilakukan janji temu dulu dengan petugas kesehatan melalui Teleregistrasi sehingga petugas bisa menanyakan gejala atau faktor riskio yang ada pada ibu,” ujar Lilis.

Stres pada Ibu Hamil

Sementara itu, alumnus Fkep Unpad Ananda Azaria Zandra, S.Kep, mengatakan bahwa salah satu yang penting diperhatikan pada kondisi ibu hamil di tengah pandemi adalah mengenai stres. Menghadapi pandemi Covid-19, setiap orang rentan stres, terlebih ibu hamil.

Menurut mahasiswa Program Profesi Keperawatan Unpad tersebut, ibu hamil rentan terkena stres karena adanya perubahan dan gejolak hormon.

“Beberapa contohnya, menurut penelitian, ibu hamil di masa pandemi ini mengalami kecemasan, stres, insomnia, dan depresi,” ujarnya.

Untuk mencegah stres, ibu hamil memerlukan berbagai dukungan. Anada menyebutkan, dukungan tersebut meliputi dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi.

“Selain dukungan, bisa juga dengan yoga untuk mereduksi stres. Sekalian latihan fisik juga mereduksi stres,” ujar Ananda.(arm)*

Share this: