Naskah Kuno Menyimpan Beragam Pandangan Hidup Masyarakat Lampau

Dr. Undang Ahmad Darsa (Foto: Tedi Yusup)*

[unpad.ac.id] Bangsa Indonesia perlu mengenali nilai-nilai budaya dan sejarahnya agar masyarakatnya tidak kehilangan kepribadian. Hal tersebut dapat ditelusuri melalui transmisi teks dalam tradisi naskah kuno yang ada. Salah satunya pada naskah Sunda Kuno.

“Kandungan teks-teks naskah-naskah Sunda Kuno banyak memberi gambaran bahwa kehidupan orang Sunda pada masa lampau sangat mengutamakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah keagamaan, akhlak, kesejahteraan, ilmu pengetahuan, kesenian, dan sebagainya,” kata Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Dr. Undang Ahmad Darsa, M.Hum., pada acara Keurseus Budaya Sunda yang digelar secara daring, Rabu (22/9).

Undang mengatakan, untuk menghindari ancaman era globalisasi bagi kelestarian budaya bangsa, perlu dilakukan upaya pembinaan, pengembangan dan pelestarian warisan budaya, baik yang bukan kebendaan (intangible) maupun yang kebendaan (tangible).

Lebih lanjut Undang mengatakan bahwa pada dasarnya semua teks yang terdapat dalam naskah-naskah kuno mengandung pandangan hidup tertentu, yang disajikan secara jelas ataupun agak samar. Hal tersebut didasari pengungkapan batin yang bernuansa filsafati.

“Itulah sebabnya renungan yang bersifat filsafat yang pernah terjadi pada masa lampau dari suatu masyarakat, antara lain, dapat ditelusuri melalui tinggalan budaya lama berupa teks-teks yang tertuang ke dalam naskah-naskah kuno,” kata Undang.

Beragam nasihat maupun peribahasa yang terkandung dalam teks-teks naskah kuno dapat dijadikan pedoman masyarakat dalam menempuh perjalanan kehidupannya. Ini menandakan bahwa teks-teks naskah tersebut dapat dipandang sebagai salah satu penjaga keselamatan moralitas yang dijunjung oleh masyarakat secara umum.

Moralitas tersebut bersumber pada keyakinan yang bersifat filsafat atau pemikiran keagamaan yang sering dicerminkan dalam suatu gambaran bahwa kehidupan ini merupakan perjuangan tata nilai antara yang baik melawan yang buruk. Di dalam teks naskah kuno, aspek moralitas umum ini berlaku secara mutlak, meskipun terdapat pengekecualian.

“Itulah sebabnya, unsur etika yang merupakan salah satu aspek dari kandungan teks-teks naskah Sunda Kuno ini cukup menarik untuk ditelaah. Penelaahan mengenai renungan-renungan filsafati yang tertuang dalam teks-teks naskah Sunda Kuno, terutama difokuskan pada masalah etika,” ujar Undang.

Undang mengatakan, hingga kini kandungan teks-teks naskah Sunda Kuno belum banyak digarap oleh para peneliti.Teks naskah tersebut umumnya baru diteliti dari sudut pandang filologi yang secara khusus menyajikan suntingan teks disertai terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.

“Oleh karena itu, baik konsep-konsep dasar maupun metodologi yang sesuai boleh dikatakan masih memerlukan penjajakan,” ujar Undang.(arm)*

Share this: