Unpad Raih Prestasi di Ajang NUDC dan KDMI 2021

NUDC
Salah satu delegasi Universitas Padjadjaran Teja Kurniawan
NUDC
Salah satu delegasi Universitas Padjadjaran Teja Kurniawan meraih medali perak di ajang National University Debate Championship (NUDC) 2021.*

[unpad.ac.id] Delegasi Universitas Padjadjaran berhasil meraih prestasi di dua ajang nasional, yaitu National University Debate Championship (NUDC) dan Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI).

Pada ajang NUDC yang digelar secara virtual, 24 – 30 Agustus lalu, delegasi Unpad berhasil meraih medali perak dan masuk sebagai 15 besar pembicara terbaik. Medali perak tersebut diraih oleh Teja Kurniawan (FISIP) yang meraih peringkat ke-9 dari 232 peserta dengan perolehan poin 79,83.

Delegasi Unpad di NUDC lainnya, Haelvyn Pratagahana Putra (FISIP) menempati urutan ke-17 dari 232 peserta.

Delegasi Unpad Lasman meraih medali perunggu di ajang Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) 2021.*

Sementara pada ajang KDMI yang juga digelar secara virtual, 30 Agustus – 5 September lalu, delegasi Unpad berhasil meraih medali perunggu dan masuk sebagai 15 besar pembicara terbaik. Medali perunggu tersebut diraih oleh Lasman (FH) dengan menempati peringkat ke-14 dari 224 peserta. Delegasi lainnya, Gigih Al-Fath Didi (FISIP) menempati urutan ke-22.

Saat diwawancarai Kantor Komunikasi Publik Unpad Teja menjelaskan, ajang NUDC sendiri terdiri dari 2 babak utama, yaitu: pra-eliminasi dan eliminasi. Pada babak pra-eliminasi, semua peserta berhak mengikuti enam rode kompetisi. Pada babak ini, setiap peserta berusaha mengumpulkan poin agar mencapai victory point yang tinggi.

“Dalam satu ronde, sebuah tim bisa mendapatkan poin dari 0 sampai 3. Nanti, poin tersebut diakumulasikan di akhir. Akumulasi hasil poin delegasi Unpad sebanyak 12 poin, secara keseluruhan Unpad berada di urutan 13,” kata Teja.

Teja mengatakan, salah satu tantangan yang dihadapi adalah kemampuan untuk menguasai topik yang didebatkan. Kompetisi NUDC sendiri memiliki mosi yang beragam. Mulai dari filsafat, hubungan internasional, hingga agama, dan pengasuhan anak. Menurut Teja, mosi pengasuhan anak dinilai paling sulit pada kompetisi tersebut.

Meski demikian, delegasi sudah banyak melakukan persiapan. Teja menjelaskan, delegasi sendiri sudah rutin mengikuti kompetisi debat dan banyak membahas beragam tipe mosi. Selain itu, mengumpulkan informasi dari berita-berita terbaru juga dilakukan sebagai bentuk persiapan.

Ajang NUDC dan KDMI sendiri merupakan kompetisi tahunan yang digelar Pusat Prestasi Nasional Kemendikbudristek RI. NUDC sendiri merupakan kompetisi debat berbahasa Inggris, sedangkan KDMI merupakan kompetisi debat berbahasa Indonesia.*

Share this: