Melalui Hibah Matching Fund, Unpad Dukung UMKM Sumedang Melek Digital

Kelompok
Mahasiswa peserta KKN Tematik Kewirausahaan Universitas Padjadjaran berdiskusi dengan pelaku UMKM di Kecamatan Tanjungsari, Sumedang.*

[Kanal Media Unpad] Tim Program Hibah Matching Fund Kedaireka Universitas Padjadjaran yang diketuai Dr. Rivani, M.M., melakukan pendampingan dan akselerasi UMKM di Kabupaten Sumedang dengan memanfaatkan platform digital.

Program bertajuk “Kolaborasi Pentahelix untuk Implementasi Program UMKM Go Digital di Kabupaten Sumedang” ini melakukan pendampingan terhadap 66 UMKM dari 22 desa di Sumedang. Sasaran utama dari program ini adalah mendorong UMKM Sumedang meningkatkan nilai tambah usahanya melalui optimasi platform digital.

Saat diwawancarai Kanal Media Unpad Rivani menjelaskan, ada tujuh subprogram yang dilakukan tim pada Matching Fund UMKM Go Digital ini. Tujuh subprogram tersebut, yaitu: riset UMKM Go Digital, riset potensi limbah pertanian untuk produk UMKM, perancanganan “Pojok Digital”, dan penyusunan modul, pelatihan, dan sistem pendampingan.

Selanjutnya, penyusunan legalitas UMKM Sumedang, pelaksanaan KKN Tematik Kewirausahaan dan KKN Pojok Digital, serta pembuatan platform berupa laman dan aplikasi guna mendukung UMKM Go Digital.

Rivani yang juga Ketua Pusat Inkubasi Bisnis/Oorange Unpad mengatakan, pengembangan program UMKM Go Digital didasarkan atas hasil riset yang dilakukan Bappeda Kabupaten Sumedang. Sebagai kabupaten yang sadar digitalisasi, Pemkab Sumedang terus berupaya melakukan digitalisasi di semua sektor strategis.

“Pemkab sudah berkolaborasi dengan pihak ketiga untuk memfasilitasi jaringan internet di lebih dari 200 desa. Hanya saja UMKM di tingkat desanya masih belum memanfaatkan secara optimal,” tutur Rivani.

Penyebab lainnya adalah masih banyak pelaku UMKM Sumedang yang belum terampil memanfaatkan internet untuk meningkatkan nilai usahanya. Selain itu, ketersediaan agen kurir dan ekspedisi di Sumedang belum merata sehingga menjadi kendala bagi pelaku UMKM untuk memasarkan produknya secara daring.

Pelaksanaan KKN

Kelompok KKN Pojok Digital Unpad di Desa Mulyamekar, Kecamatan Tanjungkerta, Sumedang. (Foto: Tim Kedaireka UMKM Go Digital Unpad)*

Sebagai solusi atas tiga masalah tersebut, program UMKM Go Digital kemudian melaksanakan dua subprogram utamanya, yaitu pelaksanaan KKN Tematik Kewirausahaan dan KKN Pojok Digital. Sebanyak 550 mahasiswa Unpad beserta 33 dosen pendamping lapangan mengikuti dua program KKN tersebut yang dimulai 6 November – 7 Desember 2021.

Target dari KKN Kewirausahan adalah melakukan proyek pendampingan dan pengembangan bisnis pada aspek pemasaran, keuangan, produk, dan tata kelola organisasi pada 3 UMKM, 1 koperasi, dan 1 Bumdes.

Sementara untuk KKN Pojok Digital, kata Rivani, setiap kelompok mendirikan unit usaha mandiri bernama “Pojok Digital” yang menjadi perantara bagi UMKM Sumedang yang terkendala memasarkan produknya secara digital.

“Pojok Digital ini berfungsi sebagai lokasi penitipan jual dan beli bagi produk UMKM. Di sana ada agen marketing digital yang sudah dilatih khusus sehingga terampil dalam melakukan marketing digital,” kata Rivani.

Selain itu, pojok ini juga menjadi agen kurir untuk memfasilitasi keterbatasan agen kurir dan ekspedisi dalam memasarkan produk di satu desa. “Ada pula UMKM yang sudah jago pemasaran digitalnya, tetapi tetap butuh agen kurir yang mengantarkan produknya. Di pojok ini, ada agen kurirnya,” lanjut Rivani.

Rivani mengatakan, hampir seluruh subprogram sudah selesai dilakukan. Pihaknya sudah mengembangkan platform dan aplikasi Android. “Sementara untuk program besarnya, yaitu KKN, masih 70-80 persen karena baru selesai 7 Desember dan laporannya 10 Desember,” ucapnya.

Ketua Tim Matching Kedaireka Unpad “UMKM Go Digital” Dr. Rivani, M.M., memberikan pemaparan pelaksanaan hibah kepada tim reviewer Kemendikbudristek, Senin (29/11/2021). (Foto: Dadan Triawan)*

Program Matching Fund ini juga telah dilakukan monitoring dan evaluasi oleh Kemendikbudristek, Senin (29/11/2021), lalu. Rivani mengatakan, tim reviewer banyak memberikan apresiasi dan masukan terhadap mengenai perbaikan program ke depan.

Rivani berharap, program ini tidak hanya berhenti ketika KKN selesai dilaksanakan. Ada kontinuitas dan keberlanjutan yang bisa dijalankan oleh setiap desa. “Ke depan diharapkan tidak hanya 22 desa ini, tetapi bisa meluas ke luar desa,” pungkasnya.*

Share this: