Tidak Hanya Medis, Riset Kanker Payudara Perlu Pendekatan Sosial dan Budaya

Dosen
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Tuti Pahria S.Kp., M.Kes. Ph.D., menyampaikan orasi ilmiah pada peringatan Dies Natalis ke-28 Fkep Unpad yang digelar secara hybrid, Selasa (1/3/2022).*

[Kanal Media Unpad] Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Tuti Pahria S.Kp., M.Kes. Ph.D mengatakan bahwa saat ini riset terkait kanker payudara mayoritas menekankan pada aspek biomedikal. Masih minim riset kanker payudara yang menekankan pada aspek manusia secara komprehensif yang melibatkan aspek sosial, budaya, dan sejarah.

“Mengapa ketiga hal ini penting, karena manusia merespons terhadap sesuatu yang terjadi pada tubuhnya tidak terlepas dari tradisi, situasi sosial dan budaya di mana orang tersebut berada,” kata Tuti saat membacakan orasi ilmiah dalam Dies Natalis ke-28 Fkep Unpad yang digelar secara hybrid, Selasa (1/3/2022).

Berdasarkan penelitiannya, Tuti melihat bahwa perempuan yang memiliki pengalaman terkena kanker payudara berada dalam keadaan yang merepresentasikan sosial, budaya, juga harapan. Keadaan ini menimbulkan keterkaitan antara menafsirkan apa yang terjadi di masa sekarang, memahami masa lalu, dan memandang masa depan.

“Pengalaman temporal perempuan Indonesia dengan kanker payudara tidak dapat ditata laksana atau tidak dapat di-treatment secara terpisah dari masa lalu, masa sekarang, dan masa akan datang, tetapi harus disandingkan secara bersama-sama,” ujar Tuti.

Hal ini di antaranya terlihat dari bagaimana mencari pengobatan. Meski diawali dengan mencari pertolongan medis untuk menegakkan diagnosis, ada banyak pasien yang memilih pengobatan tradisional terlebih dahulu sebelum akhirnya beralih ke pengobatan medis. Hal ini menunjukkan tradisi dan budaya sangat menentukkan dalam pengambilan keputusan.

Selain itu, pasien juga melihat masa depan dalam pengambilan keputusannya dengan mengantisipasi apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang.

“Masa lalu dan masa datang dibawa ke masa sekarang di mana partisipan membayangkan masa depan apa yang akan dihasilkan dari keputusan mereka yang diambil sekarang,” jelas Tuti.

Dies Natalis Fkep

Pada kesempatan tersebut, Dekan Fakultas Keperawatan Unpad Kusman Ibrahim S.Kp., MNS., Ph.D mengatakan bahwa Fkep Unpad harus terus meningkatkan dan mengembangkan kapasitas agar tidak ketinggalan zaman. Fkep Unpad juga perlu terus berkontribusi aktif dalam merancang perkembangan masa depan khususnya di bidang ilmu dan profesi keperawatan.

Kusman juga menilai bahwa Fkep Unpad perlu terus berupaya  mempersiapkan  sumber daya manusia yang siap menghadapi tantangan di masa depan.

“Sebagai institusi pendidikan tinggi kita dituntut untuk mepersiapkan generasi penerus yang kompeten, kreatif, inovatif, mampu beradaptasi pada perubahan dan siap mengelola masa depannya dengan baik untuk kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara,” ujar Kusman.

Sementara itu Rektor Unpad Prof. Rina Indistuti mengatakan bahwa dengan kekuatan yang dimiliki, Fkep Unpad memiliki peluang untuk membentuk masa depan yang menjadikan Unpad dan Fkep semakin jaya di masa depan. 

“Dengan inovasi, kreatifitas, dan usaha yang kuat akan menghasilkan peluang baru untuk kemajuan insitusi yang kita cintai,” kata Rektor.

Dies Natalis pun diharapkan dapat  menjadi momen bagi Fkep Unpad untuk menemukan semangat dan peluang baru untuk keuatan fakultas serta dalam membangun SDM berkualitas.

“Mari membangun kualitas kompetensi, kualifikasi SDM dengan lebih baik lagi untuk menyongsong tantangan masa depan yang terus berubah,” ajak Rektor.(arm)*

Share this: