Ilmu Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Perlu Antisipatif Sikapi Perubahan Zaman

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Wiryawan Permadi, dr., Sp.OG(K) membacakan orasi ilmiah berjudul “Ilmu Endokrinologi Reproduksi Dan Fertilitas: Will It Survive Through The Test of Time as a Problem Solver?” pada upacara pengukuhan yang diselenggarakan di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Rabu (30/3/2022). (Foto: Dadan Triawan)*

[Kanal Media Unpad] Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Wiryawan Permadi, dr., Sp.OG(K) mengatakan bahwa ilmu endokrinologi reproduksi dan fertilitas mengalami berbagai kemajuan dan tantangan seiring dengan perkembangan zaman. Untuk itu perlu antisipasi agar terus fleksibel dalam menyikapi perubahan.

“Saat ini kita berada dalam berbagai era yang harus diantisipasi, era digital, terhubungnya seluruh dunia melalui jaringan internet, dan juga pandemi Covid-19. Kondisi-kondisi ini tentu mengakibatkan perubahan besar dan progresif dalam tatanan pelayanan kesehatan maupun pendidikan, tidak terkecuali dalam bidang endokrinologi reproduksi dan fertilitas,” kata Prof. Wiryawan.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Wiryawan membacakan orasi ilmiah berjudul “Ilmu Endokrinologi Reproduksi Dan Fertilitas: Will It Survive Through The Test of Time as a Problem Solver?” dalam rangka Penerimaan Jabatan Guru Besar bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi pada FK Unpad.

Orasi ilmiah tersebut dibacakan Prof. Wiryawan pada upacara pengukuhan yang diselenggarakan di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Rabu (30/3/2022).

Prof. Wiryawan mengatakan, ilmu endokrinologi reproduksi dan fertilitas, seperti layaknya ilmu-ilmu lain, hadir sebagai problem solver untuk berbagai masalah khas di dalamnya. Namun perlu pula disadari bahwa perubahan terjadi secara terus menerus dalam segala bidang.

“Mereka yang tidak dapat mengikuti dinamika perkembangan jaman akan tergerus dengan sendirinya,” ujarnya.
Salah hal satu yang menjadi kekhawatiran adalah, apakah ilmu endokrinologi reproduksi dan fertilitas ini akan selamanya menjadi problem solver, alih-alih terlindas oleh perubahan?

“Agar suatu ilmu dapat tetap diandalkan menjadi problem solver, maka ia harus fleksibel dalam menyikapi perubahan,” kata Prof. Wiryawan.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa untuk sintas dalam tantangan jaman antara lain, perlu mempertimbangkan beberapa hal, seperti tersedianya sumber daya manusia yang mumpuni, sarana dan prasarana yang mutakhir dan tepat guna, dukungan pembiayaan yang stabil, serta penjagaan aspek etik.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Wiryawan menyampaikan sumbangan pemikiran untuk perkembangan ilmu endokrinologi reproduksi dan fertilitas. Pendidikan endokrinologi reproduksi dan fertilitas harus didasarkan pada latar belakang ilmu dasar serta disampaikan dengan keterampilan mengajar yang tinggi agar terbentuk seorang inovator dan pemikir yang baik.

“Perlu diingat bahwa peserta didik kita adalah seorang pascasarjana, yang tentunya harus diberikan otonomi dan fleksibilitas untuk merancang karir mereka di kemudian hari,” ujar Prof. Wiryawan.

Selain itu, ia juga menekankan perlunya menciptakan pembelajar seumur hidup yang akan membawa kemajuan dalam bidang ilmu ini.

“Menjadi tanggung jawab kita sebagai pendidik untuk menghasilkan tidak hanya seorang praktisi klinis yang andal, namun juga seorang pembelajar seumur hidup yang akan membawa kemajuan dalam bidang ilmu endokrinologi reproduksi dan fertilitas ini,” kata Prof. Wiryawan.

Perbedaan generasi antara pendidik dan peserta didik pun perlu menjadi perhatian. Untuk itu diperlukan metode penyampaian ilmu yang sesuai.

“Namun perkenankan saya menggarisbawahi satu hal yang saya yakini tidak akan pernah lekang oleh zaman, yaitu utamakan adab dan etika sebelum menimba ilmu sedalam-dalamnya,” pesannya.(arm)*

Share this: