Manajemen Talenta Nasional Harus Kelola Bonus Demografi dengan Baik

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Ernie Trisnawati Sule, M.Si., menjadi pembicara pada diskusi
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Ernie Trisnawati Sule, M.Si., menjadi pembicara pada diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu “Manajemen Talenta di Era Industri 4.0” yang digelar Dewan Profesor Unpad secara virtual, Sabtu (2/4/2022).*

[Kanal Media Unpad] Pemerintah menyusun desain besar (grand design) Manajemen Talenta Nasional dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Ernie Trisnawati Sule, S.E., M.Si., menilai positif penyusunan tersebut untuk menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang bertalenta dan berdaya saing secara global.

Ada beberapa alasan mengapa pemerintah menggenjot program Manajemen Talenta Nasional. Salah satunya adalah perkiraan puncak bonus demografi yang akan terjadi di Indonesia pada 2030-2045 mendatang.

“(Puncak bonus demografi) ini adalah SDM yang harus kita kelola sebagai sebuah kekayaan bangsa,” ujar Prof. Ernie pada diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu “Manajemen Talenta di Era Industri 4.0” yang digelar Dewan Profesor Unpad secara virtual, Sabtu (2/4/2022).

Prof. Ernie menjelaskan, diperkirakan 64 persen dari jumlah penduduk Indonesia pada 2030-2045 adalah kelompok usia produktif. Namun, pemerintah perlu memastikan agar kelompok angkatan kerja tersebut benar-benar menjadi SDM produktif dan berdaya saing.

Karena itu, Manajemen Talenta Nasional disiapkan pemerintah untuk menunjang SDM usia produktif tersebut benar-benar menjadi kelompok berdaya saing secara global.

Alasan lainnya adalah pemerintah mendorong SDM Indonesia mampu mengukir prestasi di tingkat dunia. Sumber daya manusia Indonesia didorong untuk mampu menjadi Peraih Nobel maupun pemenang olimpiade sains tingkat dunia.

“Pemerintah menyadari untuk mencapai hal itu, SDM Indonesia memerlukan aktualisasi diri, baik secara individu maupun kelompok di semua lini dan aspek kehidupan,” ujar Prof. Ernie.

Diharapkan, melalui program Manajemen Talenta Nasional, SDM Indonesia memiliki media untuk mengenal dan menyadari potensi diri hingga mengembangkan dan mempromosikan potensi yang dimilikinya, baik pada bidang sains, riset, teknologi, olahraga, seni dan budaya, kewirausahaan, hingga keterampilan vokasi.

Konsep Manajemen Talenta

Penulis buku “Manajemen Talenta Terintegrasi” ini menjelaskan, manajemen talenta merupakan aktivitas terintegrasi dalam mengelola SDM berkinerja dan berpotensi tinggi di semua organisasi.

Komponen utama manajemen talenta adalah menarik talenta melalui pengadaan dan orientasi, mengembangkan talenta melalui manajemen kinerja, pembelajaran dan review talenta, serta mempertahankan talenta melalui perencanaan karier, perencanaan suksesi, dan mengikat talenta.

Prof. Ernie mengatakan, konsep manajemen talenta banyak dipraktikkan di sektor bisnis. Bagi organisasi, konsep ini dapat meningkatkan kualitas layanan, kepuasan pelanggan, hingga meningkatkan produktivitas dan profit.

Sementara bagi pekerja, konsep ini dapat meningkatkan kepuasan pekerja, menghasilkan pola karier yang jelas, serta memunculkan keterikatan kerja.

Meski demikian, konsep manajemen talenta tidak serta merta dipraktikkan ke semua orang. Organisasi perlu mengidentifikasi sejak awal mengenai potensi SDM yang dimiliki serta dikaitkan dengan apa yang dibutuhkan.

“Kita tidak bisa mencari yang seperti Superman, segala bisa. Kita harus fokus sesuai strategi bisnis, visi misi, dan targetnya apa. Jadi orang yang akan kita ambil akan seperti apa sehingga bisa mendukung target yang ditetapkan,” kata Prof. Ernie.*

Share this: