Bahas Kontribusi Kerja Sama Selatan-Selatan, FISIP Unpad dan Kemlu RI Gelar Seminar

Wakil Dekan bidang Pembelajaran, Kemahasiswaan, dan Riset FISIP Unpad Ida Widianingsih, PhD, memberikan sambutan dalam seminar ” “Satu Dekade Kerja Sama Selatan-Selatan Indonesia: Kontribusi pada Pencapaian Agenda Pembangunan Berkelanjutan” secara hybrid di Kampus FISIP Unpad, Bandung, Kamis (14/4/2022) lalu.*

[Kanal Media Unpad] Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran bekerja sama Kementerian Luar Negeri RI menggelar Seminar Nasional “Satu Dekade Kerja Sama Selatan-Selatan Indonesia: Kontribusi pada Pencapaian Agenda Pembangunan Berkelanjutan” secara hybrid di Kampus FISIP Unpad, Bandung, Kamis (14/4/2022) lalu.

Seminar ini menghadirkan pembicara kunci Pelaksana Tugas Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kemenlu RI Teuku Faizasyah.

Dikutip dari laman FISIP Unpad, seminar juga menghadirkan narasumber Kepala Pusat Pelatihan, Kerja Sama Internasional Kependudukan dan KB BKKBN RU Ukik Kusuma Kurniawan, Advisor Kerja Sama Selatan-Selatan Triangular GIZ Neni Marlina, Fungsional Diplomat Madya Direktorat Kerja Sama Pembangunan Luar Negeri Kemenlu RI Briliantina Putri, serta Dosen FISIP Unpad Teuku Rezasyah, PhD.

Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS) Triangular merupakan kerja sama bidang pembangunan di antara negara berkembang untuk memberikan manfaat positif bagi negara sahabat dalam pembangunan di berbagai bidang. Salah satu yang dilakukan adalah pada bidang ekonomi.

Terkait aktivitas ini, Briliantina memaparkan secara lugas mengenai KSS. Menurutnya, KSS merupakan alat diplomasi melalui kerja sama luar negeri yang saling menguntungkan untuk mencapai pembangunan nasional Indonesia, baik ekonomi maupun sosial budaya.

Selanjutnya Neni Marlina menyampaikan, peran Indonesia sangat penting dalam mitra global. Hal ini disebabkan, poros pergerakan politik nantinya tidak lagi berporos pada Barat, tetapi berkaitan erat dengan kerja sama antarnegara.

“KSS adalah tentang bagaimana negara selatan-selatan menjadi poros politik,” kata Neni.

Sementara itu, Teuku Rezasyah memaparkan tinjauan kritis atas sosialisasi kepada publik terkait peranan dan capaian Indonesia dalam satu dekade terakhir. Menurutnya, KKS diharapkan dapat terus melakukan program dan sosialisasi terkait diplomasi publik.(rilis)*

Share this: