Manajemen Inovasi Sistematis Kunci Suatu Produk Bisa Sukses di Pasar

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Prof. Yudi Azis, PhD, menjadi pembicara pada
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Prof. Yudi Azis, PhD, menjadi pembicara pada diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu “Manajemen Inovasi” yang digelar Dewan Profesor Unpad secara virtual, Sabtu (21/5/2022).*

[Kanal Media Unpad] Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Prof. Yudi Azis, PhD, mengungkapkan alasan mengapa suatu produk tidak dapat sukses dan bertahan di pasar. Penyebab utamanya adalah manajemen inovasi yang tidak sistematis dilakukan perusahaan.

Demikian disampaikan Prof. Yudi saat menjadi pembicara pada diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu “Manajemen Inovasi” yang digelar Dewan Profesor Unpad secara virtual, Sabtu (21/5/2022).

Prof. Yudi menjelaskan, berbagai studi telah mengungkapkan alasan mengapa suatu inovasi tidak sukses saat dilempar ke pasar. Beberapa di antaranya ketidaksesuaian ide inovasi yang dilahirkan, strategi eksekusi ide yang kurang optimal, keterbatasan sumber daya dan kompetensi, terganjal birokrasi, hingga kebutuhan finansial yang tidak sedikit.

“Jika melihat literatur, tingkat keberhasilan (suatu produk baru) memang tidak tinggi. Artinya, tingkat kegagalannya masih tinggi antara 25 – 45 persen,” ujarnya.

Fenomena tersebut bisa terjadi pada semua sektor industri, baik produk maupun jasa. Hal ini menjadi peluang industri untuk memperkecil persentase kegagalan produk inovasi di pasaran. Untuk itu, manajemen inovasi yang sistematis. dan terstruktur perlu dilakukan untuk mewujudkan peluang tersebut.

Guru Besar bidang Ilmu Manajemen Inovasi dan Manajemen Operasi tersebut memaparkan, dua kata kunci yang penting dari inovasi adalah menghasilkan sesuatu yang baru (invention) dan bisa diterima pasar dan menyelesaikan permasalahan di masyarakat (commercialization).

Dalam menyiapkan ide, ada beberapa pertimbangan yang sebaiknya dimatangkan. Ide tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Karena itu, menghasilkan ide inovasi yang sesuai dengan kebutuhan pasar menjadi tantangan yang mesti dihadapi.

Berbagai faktor yang perlu dimonitoring antara lain kesesuaian ide dengan kondisi eksternal/masalah di lapangan, bagaimana persaingannya dengan industri lain, segmen pasar yang disasar, kesesuaian ide dengan visi/misi perusahaan, kemampuan sumber daya perusahaan dalam melakukan terobosan, proses bisnis, serta kesiapan perangkat dan metodologi.

“Manajemen inovasi yang sistematis karena ada tools dan methods-nya yang mampu mengurangi kegagalan dan meningkatkan keberhasilan,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Yudi memaparkan perangkat “TRIZ Innovation and Inventive Problem Solving” dan “Six Sigma Initiative for Promoting Innovation”.*

Share this: