Ocean Young Guards FPIK Unpad Ajak Generasi Muda Bangun Karakter Konservasionis

Komunitas Ocean Ypung Guards FPIK Unpad bersama anak-anak SD di Desa Ambulu, Kabupaten Cirebon.*
Komunitas “Ocean Young Guards” FPIK Unpad bersama anak-anak SD di Desa Ambulu, Kabupaten Cirebon.*

[Kanal Media Unpad] Memperingati Hati Keanekaragaman Hayati Internasional, komunitas “Ocean Young Guards” Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran melaksanakan proyek bertajuk “Ambulu Mangrove Warrior” atau Armor di kawasan Ekowisata Mangrove “Caplok Barung”, Desa Ambulu, Losari, Kabupaten Cirebon, Minggu (22/5/2022).

Armor merupakan proyek untuk menumbuhkan karakter konservasionis di kalangan generasi muda Desa Ambulu. Hal ini disebabkan, sebagai desa yang memiliki luasan hutan mangrove asri tak kurang dari 20 hektar, kawasan pesisir Ambulu terancam oleh deforestasi hutan mangrove sebagai imbas adanya rencana industrialisasi.

Padahal, kawasan mangrove Ambulu telah berdiri ekowisata “Caplok Barong” sebagai destinasi wisata yang menjadi ikon desa tersebut. Aktivitas ekowisata tersebut dapat ditempuh dengan menyusuri sungai dengan menggunakan kapal mengelilingi kawasan vegetasi mangrove tersebut.

“Kawasan ini sangat potensial untuk dijadikan kawasan wisata unggulan di Kabupaten Cirebon,” tutur anggota komunitas Ocean Young Guards Fajar Amali Kurniawan dalam rilis yang diterima Kanal Media Unpad.

Fajar menjelaskan, selama delapan tahun, ancaman deforestasi akibat rencana pembangunan kawasan industri menyebabkan masyarakat desa takut kehilangan wilayah kelolanya. Karena itu, semangat jiwa konservasionis harus terus dimiliki oleh masyarakat Ambulu, terlebih di kalangan generasi mudanya sebagai generasi penerus penjaga hutan mangrove.

“Kegiatan pembentukan karakter konservasionis perlu ditanamkan sejak dini oleh generasi muda Ambulu. Akar budaya dalam upaya perlindungan ekosistem mangrove sebagai simbol perjuangan warga dan dalam upaya konservasi perlu dilestarikan dari masa ke masa,” kata Fajar.

Proyek Armor mendapat dukungan dari Biodiversity Warriors. Kegiatan digelar dengan mengutamakan pendekatan emosional. Edukasi dilakukan melalui media dongeng, ceramah, dan sosiodrama.

Fajar mengatakan, kegiatan ini diikuti 25 siswa kelas VI di Desa Ambulu. Peserta dibagi atas beberapa kelompok. Setiap kelompok diberikan wawasan mengenai produk ramah lingkungan, jelajah pesisir, pembersihan sampah di pesisir, dan ditutup dengan penanaman 250 bibit mangrove di sekitar ekowisata.

“Sebelum kegiatan dilakukan, hampir seluruh peserta tidak tahu nama tumbuhan dan fungsi dari hutan mangrove,” kata Fajar.

Proyek Armor ini berhasil menghasilkan empat luaran. Empat luaran tersebut meliputi peningkatan wawasan anak-anak mengenai fungsi dari ekosistem mangrove, pemahaman mengenai cara mengurangi karbon dan tidak menggunakan sampah plastik, penanaman karakter konservasionis dengan cara mengganti produk dari plastik dengan bahan yang ramah lingkungan, serta penanaman mangrove dan komitmen untuk menjaga kawasan tersebut.

“Dengan adanya hasil yang didapatkan ini Ocean Young Guards berharap agar para anak-anak secara berkelanjutan dapat menerapkan ilmu ilmu yang telah diserap selama berlangsungnya kegiatan dan menjadi Ocean Young Guards Junior,” kata Fajar.(rilis)*

Share this: