Pengembangan Obat Berbasis Bahan Alam Memerlukan Tahapan yang Panjang

Guru Besar
Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Prof. Dr.rer.nat. Muhaimin, M.Si., menjadi pembicara pada diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu “Penemuan dan Pengembangan Berbasis Obat Bahan Alam” yang digelar Dewan Profesor Unpad secara virtual, Sabtu (25/6/2022).*

[Kanal Media Unpad] Selama ini ada anggapan di masyarakat bahwa penggunaan bahan alam untuk pengobatan sudah pasti aman dan tidak perlu memperhatikan dosis. Namun, menurut Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Prof. Dr.rer.nat. Muhaimin, M.Si., anggapan tersebut tidak benar.

“Jadi walaupun kita menggunakan pengobatan yang berbasis bahan alam, tetap dosis itu diperhatikan,” kata Prof. Muhaimin pada diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu “Penemuan dan Pengembangan Berbasis Obat Bahan Alam” yang digelar Dewan Profesor Unpad secara virtual, Sabtu (25/6/2022).

Lebih lanjut Prof. Muhaimin mengatakan, masyarakat acapkali menggunakan ekstrak dari bahan alam dengan cara direbus untuk pengobatan. Menurutnya, tidak semua zat yang terlarut dalam air itu bermanfaat bahkan kemungkinan ada yang bersifat racun.

“Kalau banyak akan menumpuk di tubuh,” ujar Prof. Muhaimin.

Dalam penelitiannya, Prof. Muhaimin banyak memfokuskan mengenai penemuan obat dari bahan alam. Ia  mengatakan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber obat.

Ia juga menyebutkan bahwa kelebihan dari penggunaan bahan alam adalah jumlahnya yang tidak terbatas serta adanya keragaman struktur. Senyawa yang ada di dalam bahan alam selalu beradaptasi untuk melawan tantangan yang ada di lingkungan tempat mereka tumbuh.

 “Potensi dari senyawa yang ada di bahan alam itu sangat besar untuk digunakan sebagai sumber obat,” ujar Prof. Muhaimin.

Prof. Muhaimin menjelaskan bahwa dalam proses penemuan dan pengembangan obat dari bahan alam membutuhkan waktu lama dan proses yang panjang. Proses ini meliputi penelitian, pengembangan, uji klinis, proses pengakuan dari badan yang berwenang, hingga pemasaran.

“Dalam penemuan bahan alam mebutuhkan waktu yang tidak singkat. Jadi untuk menemukan obat sampai dipasarkan membutuhkan waktu sekitar 15 tahun dengan tahapan-tahapan yang harus dilalui,” ujar Prof. Muhaimin.(arm)*

Share this: