
[Kanal Media Unpad] Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Agung Karuniawan, Ir., M.Agr.Sc., mengatakan bahwa kekayaan sumber daya genetik Indonesia berpotensi dikembangkan menjadi sumber pewarna alami. Saat ini perrmintaan dunia mengenai pewarna alami untuk makanan semakin meningkat.
“Sumber daya genetik tanaman lokal sangat beragam dan memiliki potensi sangat besar untuk dikembangkan terutama sebagai pewarna alami,” kata Prof. Agung saat menjadi pembicara pada diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu “Peran Sumber Daya Genetik Tanaman untuk Industri Pewarna Alami” yang digelar Dewan Profesor Unpad, Sabtu (13/8/2022).
Prof. Agung menjelaskan, pewarna alami merupakan pewarna yang bersumber dari bahan alami, seperti tumbuhan dan hewan yang mampu memberikan warna pada materi.
“Sebetulnya banyak sumber dari pewarna alami, baik tanaman maupun hewan,” kata Prof. Agung.
Lebih lanjut Prof. Agung mengatakan bahwa berdasarkan data dari researchandmarket.com tahun 2019, pasar global pewarna alami diperkirakan akan menghasilkan sekitar USD 5 miliar (sekitar Rp 70 triliiun) pada 2024. Diperkirakan, peningkatan rata-rata per tahun antara 2018-2024 adalah sebesar 11%.
Sejumlah tanaman yang sering dimanfaatkan menjadi pewarna alami, di antaranya kunyit, ubi jalar ungu, dan kembang telang. Berbagai riset pun telah dikembangkan Prof. Agung dan tim dalam mengembangkan bibit unggul tanaman yang berpotensi sebagai pewarna alami. Salah satu varietas unggul yang dikembangkan adalah ubi jalar yang ia sebut “Biang”.
“Riset-riset yang berkaitan mengenai potensi tanaman lokal sebagai pewarna alami sangat diperlukan sebagai penunjang pengembangannya,” kata Prof. Agung.
Selain itu, Prof. Agung juga mengatakan bahwa kerja sama transdisiplin sangat diperlukan dalam penelitian tersebut.
“Kerja sama transdisiplin menjadi hal yang penting demi peningkatan riset dan publikasi ilmiah mengenai tanaman pewarna alami,” kaat Prof. Agung. (arm)*