Unpad Miliki Atensi Kuat dalam Menjaga Kelestarian Laut Indonesia

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti menjadi narasumber dalam talkshow Selamat Pagi Indonesia "Laut Kita Hidup Kita" di Metro TV, Rabu (31/8/2022). (Foto: Arif Maulana)*

[Kanal Media Unpad] Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti mengatakan, potensi laut Indonesia sangat luar biasa. Karena itu, melalui momentum Lustrum XIII, Unpad secara khusus memiliki atensi kuat terhadap keberlanjutan laut Indonesia.

“Kami konsisten bagaimana laut tetap bisa menjadi sumber kehidupan sekaligus terjaga lingkungannya, sehingga sampai kapan pun laut tetap menjadi sumber kehidupan,” ungkap Rektor saat menjadi narasumber dalam talkshow Selamat Pagi Indonesia “Laut Kita Hidup Kita” di Metro TV, Rabu (31/8/2022).

Rektor menjelaskan, atensi Unpad dalam menjaga laut merupakan bentuk dukungan terhadap apa yang sudah dilakukan Prof. Mochtar Kusumaatmadja. Atas kerja keras Prof. Mochtar selama 30 tahun, kawasan perairan Indonesia berhasil diakui secara dunia.

Selain itu, bersama pendahulu Unpad lainnya, Prof. Mochtar telah menetapkan Pola Ilmiah Pokok (PIP) Unpad “Bina Mulia Hukum dan Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Nasional”. Menurut Rektor, melalui PIP ini, sivitas akademika Unpad telah digiring untuk selalu memperhatikan lingkungan.

Lebih lanjut Rektor mengatakan, atensi terhadap laut diwujudkan melalui pengembangan riset dan inovasi yang mengarah pada pemanfaatan potensi dan keberlanjutan laut. Beberapa di antaranya, pengembangan riset marine bio-remediasi dengan memanfaatkan tumbuhan rumput laut.

Melalui riset ini, rumput laut dikembangkan sebagai sarana untuk membersihkan laut. “Dengan membersihkan laut, laut kita menjadi bersih sekaligus punya laut yang produktif dan keanekaragaman hayatinya terpelihara,” terangnya.

Tidak hanya itu, riset para peneliti Unpad juga berhasil memetakan potensi dari laut. Hasil riset menunjukkan, sektor perikanan dan akuakultur di perairan Zona Ekonomi Eksklusif memiliki potensi ekonomi senilai 27 Miliar US Dolar dan mamu menyediakan lapangan kerja minimal 7 juta orang.

“Jadi, mari kita jaga sustainability-nya,” tambahnya.

Beberapa riset lain yang dilakukan seperti pengembangan budidaya komoditas potensial, hingga pengembangan biota laut menjadi produk non pangan yang bernilai.

Ke depan, lanjut Rektor, sinergi dengan industri harus dilakukan untuk menjadikan inovasi yang telah dihasilkan menjadi produk komersial yang mampu memberikan kemaslahatan.

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Tb. Haeru Rahayu mengapresiasi atas dukungan Unpad dalam melakukan riset tentang Kelautan. Menurutnya, Kementerian memerlukan sinergi dengan Perguruan tinggi dalam menghasilkan teknologi maupun kajian lain mengenai budi daya perikanan.

Diakui Haeru, luas perairan Indonesia seluas 6,8 juta kilometer persegi sangat potensial dikembangkan. Jika dihitung, luas perairan ini bisa dikembangkan menjadi 17 juta hektar budi daya perikanan.

“Dukungan Unpad sangat kita butuhkan, begitu kita punya data yang bagus, kita bisa hasilkan regulasi yang bagus dan bisa memberikan kemaslahatan bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya.*

Share this: