Dosen Program Studi Teknologi Industri Kimia Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran yang memiliki sertifikat keahlian sebagai seorang barista Dr. Muhammad Fadhlillah, M.Si. (Foto: Dadan Triawan*

[Kanal Media Unpad] Bila ingin menikmati secangkir kopi dengan cita rasa yang baik, beberapa orang akan datang ke  kafe atau kedai yang diracik barista. Padahal, secangkir kopi nikmat bisa kita buat sendiri di rumah jika tahu bagaimana proses tepat dalam meracik kopi.

Menurut Dosen Program Studi Teknologi Industri Kimia Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran yang memiliki sertifikat keahlian sebagai seorang barista Dr. Muhammad Fadhlillah, M.Si., ada beberapa cara sederhana yang bisa dipraktikkan untuk meracik kopi layaknya seorang barista. Cara sederhana ini bisa dilakukan di rumah.

Saat diwawancarai Kanal Media Unpad, Fadhlil menjelaskan, barista biasanya meracik kopi dengan menggunakan teknik manual dan espresso based. Cara manual bisa dipilih karena tidak memerlukan mesin espresso based. Mesin ini pun biasanya dipakai untuk menghasillkan produk turunan dari kopi.

Dosen yang juga memiliki sertifikasi kompetensi di bidang roti dan yoghurt ini membagi teknik manual ke dalam dua cara, yaitu: menggunakan metode v60 dan metode tubruk. Untuk metode v60, kita sebaiknya menyiapkan alat berupa gelas v60 dripper dan filternya. Jangan khawatir, alat-alat v60 memiliki harga yang terjangkau.

“V60 adalah metode yang mudah untuk membuat kopi,” kata Fadhlil.

Singkatnya, bubuk kopi ditaruh di kertas filter yang sudah dipasang di atas dripper. Seduh kopi dengan cara menuangkan air secara perlahan ke filter. Tunggu sejenak sampai air merembes dan menetes ke gelas. Salah satu keuntungan dari cara ini adalah menghasilkan kopi yang bersih dari ampas.

Apabila belum memiliki alat v60, maka dapat menggunakan metode tubruk. Metode ini acap digunakan orang untuk menyeduh kopi. Bubuk kopi ditaruh langsung di dalam gelas kemudian langsung diseduh oleh air.

Meski caranya terbilang umum, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membuat kopi dengan metode v60 atau tubruk. Salah satunya ketika menuangkan air ke dalam gelas. Tahap pertama yang dilakukan adalah proses blooming, atau menuangkan sedikit air.

“Anggaplah kita menuangkan bubuk kopi sekira 15 gram, maka bisa ditambahkan air panas sekira 30 ml,” kata Fadhlil.

Usai dituangkan air, seduhan kopi didiamkan terlebih dahulu selama 30 detik. Hal ini bertujuan untuk menguapkan gas-gas yang dihasilkan saat kopi pertama kali diseduh. Proses ini akan membuat  kopi lebih aman bagi lambung.

Setelah 30 detik, tuangkan kembali air ke dalam gelas. Besaran air yang ditambah bisa disesuaikan dengan selera. Namun, penuangan air biasanya menggunakan perbandingan 1:10 atau 1: 15. Perbandingan ini artinya, jumlah volume air yang dituangkan adalah 10 – 15 kali lipat dari takaran kopi yang dipakai.

Sebagai contoh, jika kita menggunakan bubuk kopi sekira 15 gram, maka total air yang dituang adalah 150 ml atau 225 ml. Proses penuangan air juga bisa dilakukan dalam beberapa interval. Setiap interval bisa diberi jeda.

“Biasanya juga menggunakan metode ini memerlukan waktu sekitar 2,5 hingga 3 menit,” jelas Fadhlil.

Untuk kopinya sendiri bisa menggunakan biji kopi ataupun kopi bubuk. Jika memilih produk biji kopi, penikmat harus memiliki alat penggiling (grinder) kopi, baik yang berbentuk mesin ataupun hand grinder yang jauh lebih murah dan mudah.

Sementara bagi yang ingin menggunakan kopi bubuk, Fadhlil mendorong untuk mencicipi kopi yang diolah dari berbagai proses, mulai dari full wash, semi wash, natural, honey, hingga wine. “Tujuannya untuk mengetahui mana kopi yang sesuai. Karena memang kopi itu bergantung pada kecocokan,” kata Fadhlil.*

Share this: