Pelestarian Budaya Sunda Memerlukan Peran Aktif Masyarakat

Ketua Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Universitas Padjadjaran Prof. Ganjar Kurnia menjadi pembicara pada Sarasehan dan Diskusi Budaya “Ngangkat Harkat Darajat Ki Sunda Pikeun Kajembaran Indonesia” di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Selasa (22/12/2022). (Foto: Raden Bagus Muhammad Rizky Fadhillah Meliala)*

[Kanal Media Unpad] Ketua Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Universitas Padjadjaran Prof. Ganjar Kurnia mengajak masyarakat Sunda untuk aktif terlibat dalam mengangkat budaya Sunda. Dikatakan Prof. Ganjar, selain dukungan pemerintah, pelestarian budaya juga memerlukan peran aktif masyarakat.

“Jadi permasalahan di kita itu ada dua, yang pertama kebijakan pemerintah yang kedua masyarakatnya,” kata Prof. Ganjar dalam Sarasehan dan Diskusi Budaya “Ngangkat Harkat Darajat Ki Sunda Pikeun Kajembaran Indonesia” di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Selasa (22/12/2022).

Prof. Ganjar mengatakan bahwa menghidupkan dunia Kesundaan perlu dimulai di rumah dan kegiatan kemasyarakatan. Latihan kesenian pun dapat memanfaatkan ruang publik sehingga membawa daya tarik.

Pelestarian budaya Sunda juga dapat dilakukan melalui inventarisir dan dokumentasi. Berbagai hal yang berkaitan dengan budaya Sunda yang ada disekitar masyarakat dapat direkam menggunakan ponsel dan disimpan. Jangan sampai kegiatan budaya tersebut hilang karena tidak adanya dokumentasi.

Dicontohkan Prof. Ganjar, hal yang perlu didokumentasikan di kegiatan sekitar seperti pupujian Sunda, syukuran, dan tradisi lainnya.

Hasil dokumentasi tersebut juga dapat diserahkan ke Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Unpad.

“Hal yang paling mudah itu inventarisir. Ini harus jadi tanggung jawab bersama,” kata Prof. Ganjar.

Selain itu, Prof. Ganjar juga menyarankan adanya setiap kecamatan dan sekolah mengembangkan satu kesenian khas. Selain untuk pelestarian, ini juga dapat menjadi daya tarik wisatawan.

Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Prof. Dr. Ir. Hendarmawan, M.Sc., dan menghadirkan sejumlah anggota komunitas, aktivis budaya, serta pimpinan dan tokoh masyarakat di Jatinangor dan Bandung. (arm)*

Share this: