Dosen Unpad Beri Pengalaman Bagaimana Muslimah Menjalani Kuliah di Jepang

Suasana Kajian Muslimah DKM Masjid Raya Universitas Padjadjaran secara virtual, Kamis (19/1/2023).*

Laporan oleh Destiana Fadilah

[Kanal Media Unpad] Bidang kemuslimahan Masjid Raya Unpad sub bidang program tilawah Sadisa (Sadinten Sajuz) menyelenggarakan Kajian Inspirasi Muslimah secara virtual, Kamis (19/1/2023). Kajian ini membahas hikmah dan perjalanan hidup yang baik dari narasumber, sehingga dapat menginspirasi seluruh peserta.

Kajian ini menghadirkan narasumber Dosen Program Studi Sastra Jepang Dr. Puspa Mirani Kadir, M.A, yang merupakan peserta terbaik program Sadisa. Di tengah kesibukannya, Puspa telah menyelesaikan dua kali khatam dan lebih dari 22 juz terhitung sampai 18 Januari 2023.

”Kajian inspirasi yang disampaikan pemateri banyak hikmah yang didapat dari pengalaman dan sekolah di negeri Jepang. Terlebih pemateri juga adalah peserta Sadisa terbaik program di tengah kesibukan beliau sebagai dosen di Unpad,” kata Ketua DKM Masjid Raya Unpad Junardi Harahap, PhD.

Puspa Mirani menyampaikan beberapa hikmah pengalaman saat menjalani  kuliah di Jepang. Mulai dari persiapan yang begitu berat karena harus meninggalkan keluarga, suami dan anak-anak yang yang masih kecil saat itu.

Adanya dukungan yang kuat dari keluarga dan kolega menguatkan langkah Puspa untuk melanjutkan studi di Kyushuu University. Sempat khawatir karena sebagai Muslimah yang harus menjalankan kewajiban agama pun perlahan hilang, karena di disambut baik oleh pihak kampussampai ditanya apa yang dibutuhkan agar bisa nyaman.

”Kesempatan untuk menjalankan sholat lima waktu dan ibadah lainnya sangat mudah dengan segala keterbatasan tempat. Kuncinya adalah kemauan yang kuat. Maka semua jalan akan Allah mudahkan”, ujar Puspa

Umat Muslim di Jepang, kata Puspa, sudah mendapatkan tempat yang baik dan di beberapa universitas pun sudah disediakan mushola. Selain  itu, budaya masyarakat Jepang yang amat teratur, rapi dan bersih, juga mau bekerja dalam bidang apa pun tanpa harus merasa minder. Semua pekerjaan dilakukan dengan senang hati, walau hanya menjadi petugas bersih-bersih.

”Bagi mahasiswa yang sedang studi baik di luar negeri atau di dalam negeri terutama yang jauh dari keluarga, agar senantiasa bersabar dan tetapi bersama teman yang selalu menguatkan kita tetap terjaga dalam jalan kebaikan. Tidak semua teman bisa dijadikan pegangan. Jika ada yang bisa menguatkan kita dalam kebaikan, maka peganglah terus sampai kapan pun,” pesannya.

Selain kegiatan sebagai dosen, Puspa Mirani pun membina madrasah di lingkungan sekitar tempat tinggalnya di Cibiru. Ciri khas dari madrasah yang dibina yaitu setiap santri diberi bekal agar bisa menguasai 4 bahasa. Selain bahasa Arab, satu bahasa yang diajarkan adalah bahasa Jepang sesuai bidang yang menjadi spesialisasinya.

Puspa berharap, apa pun amanah yang diembang, harus membiasakan diri untuk konsisten, terjadwal dan tidak menunda-nunda. “Setiap saat program harus berubah, seperti halnya bacaan Al-Quran kita setiap saat harus bertambah dan selesai hingga khatam,” ujarnya. (rilis)*

Share this: