Laporan oleh Riwisna Putunanga
[Kanal Media Unpad] Salah satu daftar keinginan yang Gde Ksamawan Suputra, Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, miliki adalah belajar ilmu psikologi di luar negeri. Ia pun berhasil dan mendapatkan kesempatan dengan mengikuti Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) ke University of Leicester (School of Business and School of Psychology; Study Abroad Program).
“Saya merasa beruntung dan bersyukur sekali waktu mendapatkan kabar bahwa saya lulus program IISMA. Selain salah satu bucket list saya tercapai, saya juga merasa bangga karena kami ditunjuk sebagai delegasi muda Indonesia ke luar negeri,” kata Gde.
Untuk bisa terpilih sebagai peserta Program IISMA, Gde mengatakan bahwa tidak hanya persiapan administrasi tetapi juga memerlukan kesiapan diri untuk wawancara, bahkan persiapan diri sebelum keberangkatan.
Di University of Leicester, Gde mendapatkan pengalaman mengenai metode belajar yang berbeda dari yang pernah ia dapatkan sebelumnya. Umumnya dalam satu minggu ada dua jam untuk penyampaian materi. Pada sesi ini, dosen memberikan materi saja secara satu arah.
Di hari lainnya ada sesi tanya jawab. Di sini mahasiswa dapat berdiskusi lebih dalam dan terbuka dengan sesama mahasiswa maupun dosen mengenai materi yang sebelumnya dijelaskan dan dari waktu independent reading.
Selain belajar di kelas, Gde juga berkesempatan untuk memperkenalkan budaya Indonesia melalui kegiatan internasional yang diselenggarakan di kampusnya. “Jadi di sana saya tidak hanya belajar di kelas saja. Saya juga berperan sebagai diplomat muda Indonesia. Memperkenalkan budaya Indonesia ke teman-teman internasional di sana,” ujarnnya.
Selama tiga bulan di Inggris, Gde mengatakan bahwa pelajaran yang didapat ialah keterbukaan dalam menerima pendapat. “Budaya kita sama mereka lumayan berbeda, tapi mereka sangat terbuka dengan perbedaan itu. Saya juga jadi belajar untuk lebih berani mengutarakan pendapat selama source yang diperoleh kredibel dan lebih terbuka dengan perbedaan” tambahnya.
Gde juga menambahkan bahwa program IISMA ini sangat bermakna untuk dirinya karena membekali dan memberikan kesempatan untuk dirinya belajar ke luar negeri dan eksplorasi berbagai hal baru untuk meningkatkan keterampilan.
Lebih dari itu, IISMA berperan untuk memperluas jejaring dan berkesempatan untuk berdiskusi dengan profesor yang mengajar di University of Leicester.
Ia melanjutkan, ada tiga sikap yang perlu ada dalam diri untuk bisa mengikuti ISMA. Sikap pertama adalah proaktif untuk banyak bertanya dan riset mengenai IISMA. Sikap kedua terbuka selama proses seleksi sampai menjalani IISMA, karena akan banyak perbedaan dari kebiasaan yang selama ini dilakukan.
“Terakhir, to the rules, karena kita ini delegasi muda Indonesia jadi lebih baik ikuti aturan yang ada karena itu bekal untuk kita baik disana maupun saat kita pulang ke Indonesia,” pungkasnya. (arm)*