Wujudkan Visi Indonesia 2045, Rektor Soroti Kondisi Pendidikan dan Riset

indonesia 2045
Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti memberikan pemaparan "Mewujudkan Visi Indonesia 2045” di acara Inisiasi Bersama Visi Indonesia 2045 “The Future is Now: Collaborative Action to Achieve Indonesia Vision 2045” di Kantor Bappenas RI, Jakarta, Kamis (9/2/2023). (Foto: Dadan Triawan)*

[Kanal Media Unpad] Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti mengatakan, peningkatan produktivitas menjadi kunci untuk mencapai visi Indonesia 2045. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan produktivitas tersebut.

Saat memberikan pemaparan Mewujudkan Visi Indonesia 2045” di acara Inisiasi Bersama Visi Indonesia 2045 “The Future is Now: Collaborative Action to Achieve Indonesia Vision 2045” di Kantor Bappenas RI, Jakarta, Kamis (9/2/2023), Rektor mengatakan, hal pertama untuk produktivitas adalah sumber daya manusia yang berkualitas.

“SDM sebagai motor produktivitas, tentu tidak hanya terampil tetapi berpendidikan, tidak hanya formal tetapi juga memiliki keterampilan informal,” ujar Rektor.

Rektor menyebut bahwa produktivitas didukung SDM dengan pendidikan minimal SMA ke atas sebanyak 90 persen, terampil, kompetitif, dan inovatif. Namun, untuk mempersiapkan tenaga kerja dengan kualifikasi tersebut dihadapkan pada tantangan tersendiri.

Tantangan tersebut salah satunya terlihat dari proporsi tenaga kerja lulusan perguruan tinggi di Indonesia. Mengutip data World Bank, Rektor membandingkan proporsi lulusan perguruan tinggi di Indonesia, India, dan Tiongkok pada 2017 dan 2021.

Hasilnya, jumlah lulusan perguruan tinggi di Indonesia cenderung menurun pada 2021, yaitu dari 21,7 persen pada 2017 menjadi 21,2 persen pada 2021. Berbeda dengan Tiongkok dan India,ada kenaikan jumlah lulusan perguruan tinggi pada 2021.

“Ini menjadikan persoalan jika pendidikan ini tidak dituntaskan,” kata Rektor.

Selain isu pendidikan, Rektor juga memaparkan isu lain yang perlu menjadi perhatian pemerintah dalam mewujudkan visi Indonesia 2045. Dukungan pemerintah dalam pengembangan keilmuan dan riset sangat diperlukan. Riset dan keilmuan yang kuat akan memicu kreativitas dan difusi inovasi. Jika didukung dengan SDM yang juga kuat akan menghasilkan teknologi.

Teknologi akan mendorong peningkatan pendapatan per kapita. Karena itu, Rektor mendorong pemerintah melakukan intervensi melalui pendanaan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan riset.

Untuk mengakomodasi berbagai isu tersebut, Rektor mengusulkan pemerintah melakukan kolaborasi melalui pembangunan kohesi sosial (social network). Kohesi sosial bisa difokuskan untuk membangun sektor pendidikan, riset, dan inovasi.

Rektor juga mengusulkan pemerintah melakukan akselerasi capaian human development index berupa peningkatkan tingkat pendidikan, penguatan literasi, kesehatan dan daya beli masyarakat, disertai penyediaan infrastruktur teknologi dengan melakukan kolaborasi baik di dalam maupun luar negeri.

“Hal ini diharapkan menjadikan akselerasi mewujudkan visi Indonesia 2045 dengan transformasi ke arah produktivitas yang terjaga dengan dukungan modal sosial dan partisipasi,” kata Rektor.*

Share this: