rektor unpad
Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti menjadi pembicara pada Kajian Tematik “Peran Muslimah di Ranah Publik”. Kegiatan Kajian Tematik ini diselenggarakan oleh Masjid Raya Universitas Padjadjaran secara daring pada Jumat (7/4/2023).*

Laporan oleh Anggi Kusuma Putri

[Kanal Media Unpad] Kaum muslimah saat ini tidak hanya memiliki peran mengurus keperluan domestik atau rumah tangga. Ada peran ganda yang saat ini dilakukan kaum muslimah, yaitu memiliki peran di ranah publik. Ini berarti muslimah juga memiliki peran di luar rumah berdasarkan keahlian atau kompetensi yang dimilikinya.

Demikian disampaikan Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti saat menjadi pembicara pada Kajian Tematik “Peran Muslimah di Ranah Publik”. Kegiatan Kajian Tematik ini diselenggarakan oleh Masjid Raya Universitas Padjadjaran secara daring pada Jumat (7/4/2023).

“Saya beruntung menjadi perempuan muslimah karena perempuan itu hakikatnya adalah lambang kekuatan, cinta, pengorbanan, dan keberanian,” ujar Rektor.

Rektor menjelaskan pada awalnya perempuan diprospek sebagai ibu rumah tangga yang bertugas mengurusi rumah. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, peran muslimah dapat bertambah dengan beraktivitas di luar rumah sekaligus berhasil melakukan banyak tugas di dalam rumah.

Rektor perempuan pertama di Unpad tersebut menambahkan bahwa salah satu hal yang mendasari perempuan muslimah melakukan aktivitas di luar rumah adalah untuk keperluan pendidikan dan pencarian ilmu pengetahuan seperti yang sudah diperintahkan oleh Allah Swt.

Pada akhirnya, tujuan muslimah berkegiatan di luar adalah untuk mengamalkan ilmu pengetahuan, keahlian, serta berbuat baik bagi keluarga dan masyarakat.

“Karena memiliki muatan pendidikan, maka wawasannya jadi terbuka luas. Ada kesempatan-kesempatan untuk mengamalkan ilmu pengetahuannya, maka masuklah mereka ke ranah di luar rumah,” jelas Rektor.

Makin banyaknya perempuan yang berpendidikan yang dapat melakukan banyak hal di luar rumah, terjadi perubahan tradisi dan budaya di masyarakat. Pada awalnya perempuan harus berada di dalam rumah, saat ini makin banyak masyarakat yang mengapresiasi para perempuan muslimah yang sedang menebarkan kebaikan.

Tidak hanya itu, Rektor menyampaikan perempuan muslimah juga termasuk ke dalam segmen kemanusiaan. Perempuan dalam masyarakat Islam dapat menempati tiga posisi, yaitu sebagai anak perempuan, istri, dan juga ibu. Masing-masing dari ketiganya memiliki hak dan kewajiban yang harus terpenuhi dan dilaksanakan dengan baik.

“Apabila hak dan kewajiban perempuan di luar dan dalam rumah bisa terselesaikan, maka berkesempatan untuk meraih pahala dari keduanya,” ujar Rektor.

Kendati demikian, banyak tantangan yang perlu dihadapi perempuan muslimah dalam upaya menemukan peran dan posisinya di masyarakat.

“Tetapi, tantangannya tidak mudah. Menyetarakan, menyejajarkan dengan laki-laki itu tantangan yang paling sulit. Menghindari penilaian dari publik atas hal-hal yang kurang pas juga paling sulit,” ujar Rektor. (arm)*

Share this: