[Kanal Media Unpad] Tim mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran menghadiri undangan khusus Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas RI dalam acara “Diskusi Inovasi Air Minum dan Sanitasi Aman”, di Menara Bappenas Jakarta, 9 Agustus 2023 lalu. Tim hadir untuk menjelaskan penemuan mereka terkait alat detektor bakteri Escherichia coli (E. coli) berbasis smartphone.
Para mahasiswa tersebut yaitu Asep Wirayasa, Nurul Mufliha, Nindya Khairunisa, dan Liana Awalia, disertai dosen pembimbing Mas Rizky Anggun Adipurna Syamsunarno, dr., M.Kes., Ph.D.
Acara tersebut diisi dengan diskusi yang juga melibatkan sejumlah lembaga terkemuka yang fokus pada program-program kebersihan dan lingkungan, antara lain Kementerian Kesehatan, UNICEF, USAID, IUWASH, serta Pokja AMPL. Diskusi dipimpin oleh Direktur Perumahan dan Kawasan Permukiman Bappenas Tri Dewi Virgiyanti, ST, MEM.
Alat detektor bakteri E. coli berbasis smartphone hasil penelitian tim FK ini bisa digunakan secara mudah, murah, cepat, dan dapat digunakan berulang kali.
“Jika normalnya untuk mendeteksi E. coli memerlukan waktu 1 sampai 2 hari menggunakan kultur bakteri, atau PCR yang memakan waktu 20 menit tamun hanya bisa digunakan 1 kali, alat ini bisa digunakan berkali-kali karena berbasis Android dan Infrared, dan memiliki waktu deteksi yang sangat cepat yaitu dibawah 5 detik,” ungkap Asep.
Penemuan tersebut merupakan upaya kolaboratif mahasiswa dengan para mentor yang telah membimbing mereka, seperti Prof. Dr.med. Tri Hanggono Achmad, dr.; Mas Rizky Anggun Adipurna Syamsunarno, dr., M.Kes., Ph.D; Dr.med. Muhammad Hasan Bashari, dr., M.Kes, dan Eko Fuji Ariyanto, dr., M.KM., Ph.D.
Proses uji coba dan pengembangan alat ini membawa hasil yang baik. Alat detektor bakteri E. coli ini pun telah berjaya dalam sejumlah kompetisi tingkat internasional, yaitu World Intellectual Property Association, Taiwan Intellectual Property Association, memperoleh apresiasi khusus dari Ministry of Higher Education, Science, Research and Innovation, Thailand, Gold Medal ITEX Malaysia, dan Gold Medal Japan Design Invention Expo.
“Perjalanan alat ini belum berakhir. Pengembangan lebih lanjut diperlukan untuk memastikan tingkat sensitivitas yang optimal dan penggunaan yang semakin praktis,” ungkap Asep.
Penemuan tersebut pun mendapat apresiasi dari para hadirin diskusi tersebut. Sejumlah lembaga, seperti Bappenas, Kementerian Kesehatan, AMPL, dan UNICEF ingin mendukung pengembangan alat ini.
“Jika jiwa kreatif para pemuda Indonesia semuanya seperti ini, maka tak diragukan lagi masa depan Indonesia akan bersinar terang,” kata tim Sekretariat WASH UNICEF di Bappenas Nadya Sitompul.
Sementara itu, Tri Dewi Virgiyanti mengatakan bahwa alat ini berpotensi memberi manfaat bagi banyak pihak, seperti hotel, restoran, wisatawan, dan pedagang kaki lima. Alat ini akan menjadi solusi praktis untuk memastikan keamanan konsumsi makanan di berbagai lapisan masyarakat.
Dari Kemenkes, Kepala Subdirektorat Penyehatan Pangan Tutut Indra Wahyuni, SKM, M.Kes mengatakan bahwa alat pendeteksi ini jika diproduksi massal akan bermanfaat sebagai bagian dari pencegahan penyakit. Alat ini dapat dipasang setidaknya satu di setiap Puskesmas. (arm)*