Pengunjung memetik melon yang sudah siap panen di Green House Bale Tatanen Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Selasa (5/9/2023). (Foto: Dadan Triawan)*

[Kanal Media Unpad] Bale Tatanen Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran melakukan panen melon dengan kualitas premium di Green House Bale Tatanen Unpad, Jatinangor, sejak Selasa (5/9/2023). Jenis melon yang dipanen, yaitu varietas Inthanon, Wakatobi, Fujisawa, dan Glomour.

“Melon itu jenisnya bermacam-macam. Kita sekarang memakai jenis dari Belanda dan Jepang. Salah satunya untuk menguji kemanisan dari melon ini apakah terbukti bisa mencapai tingkat kemanisan yang kita harapkan,” kata Pengelola Green House Bale Tatanen Faperta Unpad Wahjudin., S.P.

Diungkapkan Wahjudin, mayoritas melon di pasar Indonesia ada di tingkat kemanisan 9-10 brix. Melon yang baru dipanen di Unpad, bisa mencapai 15 brix dan diharapkan dapat mencapai 16 brix. Dengan tingkat kemanisan tersebut, Wahjudin berharap dapat memanjakan pencinta melon yang ingin merasakan buah yang lebih manis dan crunchy.

Selain tingkat kemanisan, ukuran buah juga diperhatikan. Dengan ukuran yang tidak terlalu besar, konsumen dapat langsung menghabiskan buah ini sehingga tidak ada sisa yang harus disimpan atau dibuang. Nutrisi-nutrisi yang ada di buah juga tetap utuh.

“Kita membuat melon maksimal 1,5 kg. Dengan berat 1,5 kg satu orang makan bisa langsung habis. Ke depan mungkin nanti di 500 gram, supaya sekali konsumsi puas dan tidak terlalu kenyang,” ujar Wahjudin.

Keempat jenis melon yang ditanam tersebut merupakan jenis yang biasa hidup di negara beriklim subtropis. Tim pun melakukan penelitian untuk menghasilkan buah yang tetap berkualitas di wilayah tropis.

Wahjudin menjelaskan, ada tantangan tersendiri saat melakukan pembudidayaan di wilayah tropis. Salah satunya adalah banyaknya hama dan penyakit tanaman.

“Tempat tropis itu gudangnya hama penyakit. Kalau ini di tanam di luar (green house), belum apa- apa daunnya sudah rusak,” jelas Wahjudin.

Selain dilindungi di balik green house net, media tanam perlu dikondisikan, seperti dilakukan sterilisasi serta diberikan nutrisi sesuai kebutuhan.

Saat ini, tim juga tengah melakukan uji coba tanaman melon dengan berbagai varietas hasil pemuliaan Bale Tatanen Unpad.

“Kita akan berusaha membuat melon unggulan yang dihasilkan dari tropis,” ungkap Wahjudin.

Saat ini, biaya dari seluruh proses pembudidayaan pun terus diuji hingga dapat direduksi tetapi tetap menghasilkan produksi yang optimal. Dengan demikian, hasil produksi dapat menguntungkan petani dan harga buah dapat dijangkau masyarakat luas.

Selain itu, melon berkualitas tinggi ini juga diharapkan dapat ditanam bagi masyarakat umum. Tim Bale Tatanen Unpad tengah berupaya menghasilkan benih melon berkualitas tinggi yang dapat digunakan masyarakat.

“Mudah-mudahan dengan adanya cost yang bisa direduksi, seluruh masyarakat bisa mengonsumsi buah yang enak dan bergizi ini,” katanya.

Wahjudin juga berharap ada kolaborasi di tingkat Unpad dalam produksi dan memasarkan hasil panen sehingga hasil panen dapat dinikmati masyarakat lebih luas.

Selama masa panen, pengunjung pun bisa membawa pulang melon premium ini dengan harga terjangkau hingga 11 September 2023 mendatang. (arm)*

Share this: