Guru Besar Universitas Diponegoro Prof. Diah Permata Wijayanti mengisi kuliah umum perdana mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Rabu (6/9/2023). (Foto: Dadan Triawan)*

[Kanal Media Unpad] Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran mengajak generasi muda berkomitmen menjaga sumber daya alam di laut Indonesia. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi dari berbagai permasalahan global saat ini.

“Kita berkomitmen menjadi bagian dari solusi, bukan menjadi masalah,” kata Dekan FPIK Unpad Dr. Sc.agr. Yudi Nurul Ihsan, S.Pi., M.Si. saat membuka Kuliah Perdana FPIK Unpad Semester Ganjil Tahun Akademik 2023/2024 dengan tema “Peranan Ekosistem Terumbu Karang dalam Mitigasi Climate Change”.

Kuliah Perdana yang digelar di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Rabu (6/9/2023) ini menghadirkan Prof. Dr. Ir. Diah Permata Wijayanti, M.Sc., dari Departemen Ilmu Kelautan FPIK Universitas Diponegoro. Dalam paparannya, Prof. Diah mengatakan bahwa kekayaan terumbu karang di Indonesia perlu terus dipelihara.

Ia mengatakan, jika tidak dipelihara dengan baik, bukan tidak mungkin terumbu karang akan hilang dari perairan Indonesia. Padahal, terumbu karang memiliki banyak manfaat. Terumbu karang yang sehat dapat menyuplai ikan yang berukuran besar dan beraneka ragam.

“Kalau lautnya bagus, terumbunya bagus, ini (ikan besar dan beraneka ragam) yang akan kita dapatkan,” ujar Prof. Diah.

Prof. Diah memaparkan, ada sejumlah faktor alami penyebab stress pada terumbu karang, seperti badai, el nino, penyakit karang, erupsi gunung berapi, predator, sungai yang tidak bersih, dan air pasang yang sangat rendah.

Selain itu, terumbu karang juga bisa rusak akibat adanya pengeboman, pengambilan biota laut, penggunaan sianida, dan menumpuknya sampah.

Diungkapkan Prof. Diah, saat ini telah dilakukan berbagai upaya dari sejumlah pihak untuk membangun kembali kehidupan laut. Berbagai upaya tersebut seperti mengendalikkan jumlah sampah, mengurangi pengeboman, dan mengajak masyarakat luas untuk ikut bertanggung jawab.

“Ini sudah mulai dilakukan oleh banyak pihak dan kelompok masyarakat, tetapi harus terus menerus dikawal supaya tetap berjalan dan kita masih bisa memiliki terumbu,” ujar Prof. Diah. (arm)*

Share this: