Perguruan Tinggi Perlu Perkuat Kolaborasi untuk Kemajuan ASEAN

Para Duta Besar Tetap dari berbagai negara untuk ASEAN menyampaikan paparannya mengenai perguruan tinggi dalam acara “Ambassador’s Talks on Higher Education in ASEAN” yang digelar Universitas Padjadjaran di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Rabu (1/11/2023). (Foto: Dadan Triawan)*

[Kanal Media Unpad] Perguruan tinggi merupakan modalitas utama yang berkontribusi terhadap integrasi pembangunan wilayah ASEAN. Untuk mewujudkan hal tersebut, penguatan kolaborasi dan konektivitas antar perguruan tinggi di kawasan ASEAN sangat penting dilakukan.

Demikian disampaikan Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh/Wakil Tetap RI di ASEAN Derry Aman saat menyampaikan sambutan dalam acara “Ambassador’s Talks on Higher Education in ASEAN” yang digelar Universitas Padjadjaran di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Rabu (1/11/2023). Acara dihadiri sejumlah duta besar tetap untuk ASEAN, pimpinan dan sivitas akademika Unpad.

Dubes Derry mengatakan, pendidikan tinggi sebagai salah satu bidang integrasi di kawasan ASEAN telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Salah satu yang dihasilkan adalah adanya cetak biru Komunitas Sosio-Budaya ASEAN tahun 2025 yang mendukung promosi aktif perguruan tinggi di kawasan ASEAN.  Cetak biru tersebut mendorong pendidikan tinggi memperkuat interaksi dan mobilitas akademisi, baik di kawasan ASEAN maupun di luar ASEAN.

“Interaksi dan mobilitas tersebut akan mengarah pada kebebasan berpikir, peningkatan keahlian dan keterampilan untuk menyuntikkan dinamisme di kawasan,” ujar Derry.

Selain itu, melalui forum perguruan tinggi di ASEAN, yaitu ASEAN University Network dan ASEAN Secretary of Education Youth and Sports Division dapat mendorong terciptanya perguruan tinggi yang merata dan inklusif di kawasan ASEAN.

Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti menyampaikan, Unpad menekankan pentingnya penguatan kemitraan di ASEAN sebagai salah satu upaya meningkatkan reputasi di tingkat internasional. Karena itu, melalui forum Ambassador’s Talks ini, tercipta peluang untuk peluasan jejaring dan kolaborasi dengan perguruan tinggi di kawasan ASEAN ataupun dengan negara mitra ASEAN.

Kolaborasi dilakukan tidak hanya di sektor pendidikan, tetapi juga kerja sama riset. Menurut Rektor, Unpad maupun Indonesia memiliki kesempatan untuk membangun kerja sama pembiayaan dan aktivitas riset. “Kolaborasi ini diharapkan dapat memperluas manfaat kepada masyarakat melalui hilirisasi dan proyek untuk membina kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Pendidikan Masalah Utama

Wakil Tetap Malaysia untuk ASEAN Dato’ Nur Izzah Wong Mee Choo mengatakan, pendidikan masih menjadi salah satu masalah penting, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara ASEAN lainnya. Karena itu, kolaborasi perguruan tinggi diperlukan agar tercipta pemerataan dan inklusivitas pendidikan di seluruh kawasan ASEAN.

“Dengan makin banyak masyarakat ASEAN yang edukatif akan menghasilkan lebih banyak ide, pemikiran, untuk menghadapi isu dan krisis serta lebih resilien dalam menghadapi tantangan di global di masa depan,” ujarnya.

Senada dengan Dubes Mee Choo, Wakil Tetap Filipina untuk ASEAN Hjayceelyn M. Quintana menyampaikan, pemerataan pendidikan masih menjadi isu penting dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Selain membangun masyarakat yang edukatif, pendidikan juga menjadi katalis dalam pembangunan ekonomi.

“Itulah mengapa negara ASEAN berkomitmen membangun ekonomi melalui kolaborasi pendidikan tinggi,” ujarnya.

Kesempatan Belajar

Dalam mewujudkan inklusivitas pendidikan di negara ASEAN, Unpad sendiri memiliki program beasiswa Magister untuk mahasiswa di ASEAN, khususnya bagi negara-negara yang memerlukan lebih banyak program beasiswa.

“Sebagai contoh, kami berikan beasiswa untuk mahasiswa dari Laos, Kamboja, Myanmar, dan Timor Leste. Kami sediakan beasiswa sehingga mereka bisa belajar di Unpad,” kata Rektor.

Program ini diapresiasi oleh Dubes Derry. Meski demikian, perguruan tinggi Indonesia juga perlu menciptakan daya tarinya sehingga minat mahasiswa ASEAN untuk belajar di Indonesia makin banyak.

“Tentunya kenapa mahasiswa kita belajar ke luar negeri karena ada daya tarik di sana. Kita juga bisa menciptakan daya tarik itu,” pungkasnya.*

Share this: