Saringan Air

Sudah 3 bulan terakhir air di rumah kotor terus karena diambil dari sumur dalam dengan menggunakan jetpump. Dari output Tangki penampungan keluar air dengan bau besi dan warna airnya kuning. Untuk menanggulangi kondisi tersebut saya coba gunakan saringan sederhana berupa kain katun bekas yang disimpan dalam tabung pipa PVC, namun hasilnya air kembali kotor setelah sehari semalam. Artinya tiap 2 hari sekali saya harus mengganti kain katun tersebut, wah betapa melelahkannya. Belum lagi dampak air kotor tersebut pada baju, terutama yang berwarna putih, berubah seketika menjadi kuning.

Teringat waktu mengantar KKN anak saya yang paling besar, yang sedang kuliah di salah satu fakultas di UNPAD, saat di desa tempat KKN problema utama masyarakat desa adalah air bersih. Mahasiswa selama 1 bulan penuh di desa mendapati air untuk kebutuhan hidup sehari hari dari mulai mandi, mencuci, memasak air hingga kebutuhan hidup lainnya berasal dari sumber air kotor dari sungai yang dialirkan langsung ke rumah-rumah.

Kelompok mahasiswa KKN tersebut berbuat sesuatu dengan membuat alat penyaring air sederhana dari tumpukan bahan dalam sebuah drum yang diisi dengan batu kerikil, pasir halus yang sudah dibersihkan, serbuk arang tempurung kelapa kemudian pecahan batu genteng dan ijuk dari pohon enau. Dengan cara penyaringan air sungai tersebut lumayan hasilnya, air kotor berubah menjadi lebih bersih dari awalnya.

Dengan analogi yang sama saya coba di rumah untuk mengatasi air kotor, berbau besi dan berwarna kuning dan berpasir tersebut dengan menggunakan penyaring seperti di desa tersebut, dan hasilnya …. ya tetap airnya kuning dan berbau meskipun jumlah kotorannya berkurang. Tanya teman kiri kanan yang ahli bidang teknik tanah dan air, saya tambah lagi itu saringan dengan tambahan beberapa saringan yang diisi bahan mangan, pasir aktif, zeolit, pasir silikat dan kain kasa penyaring akhir. Setelah diberi dua tabung penyaring air, hasilnya air lebih jernih dan tidak harus 2 kali sehari membersihkan penyaring sebagaimana menggunakan kain katun. Dicoba lagi ditambah 1 tabung penyaring tambahan nampaknya air makin jernih dan tidak berbau besi.

Setelah beberapa hari membongkar pasang penjernih air, saya teringat sesuatu tentang kuasanya sang Pencipta, Alloh Subhanahu Wata’ala, bagaimana mungkin manusia bisa bersih dalam hidupnya, hatinya, ruhaniahnya, maupun badannya tidak kotor dan tidak berbau seperti halnya air kuning berbau besi manakala manusia tidak memiliki saringan berlapis lapis dalam kehidupannya, yang penuh dengan cobaan/ujian sebagaimana kotor dan bau sebagai ujian tersebut. Alloh memberi manusia berbagai perumpamaan dalam dunia nyatanya agar manusia mau menarik pelajaran bahwa ilmu pengetahuan bukan semata untuk kebaikan manusia secara lahiriah akan tetapi juga untuk menjadi pelajaran bahwa aspek spiritual juga perlu mendapatkan pelajaran dan perlakuan yang baik agar manusia juga mendapatkan manfaat untuk kehidupan spiritualnya.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang merupakan tanda bagi orang-orang yang berakal. (QS Al Imran ayat 190)

R.Kastaman – 17 Maret 2015