Ike Rostikawati Husen, dr., M.Kes., Ciptakan Aplikasi Permainan untuk Pembelajaran Mahasiswa Kedokteran

dr. Ike Rostikawati Husen, M.Kes. (Foto: Tedi Yusup)*

[unpad.ac.id, 2/06/2017] Tidak sedikit mahasiswa merasa kesulitan belajar karena banyaknya materi yang harus dipelajari. Padahal, mempelajari materi dapat dilakukan dengan cara menyenangkan, salah satunya adalah melalui aplikasi permainan digital.

dr. Ike Rostikawati Husen, M.Kes. (Foto: Tedi Yusup)*

Dosen Fakultas Kedokteran Unpad, dr. Ike Rostikawati Husen, M.Kes., menciptakan aplikasi permainan “Digital Husen Drug Game” untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami obat-obat otonom. Golongan obat ini sering dikeluhkan mahasiswa karena bekerja di berbagai organ tubuh, sehingga tidak mudah memahami pengaruh dan efek sampingnya.

Permainan ini terbukti bukan hanya meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami obat, tetapi juga mendorong motivasi mahasiswa untuk terus belajar. “Tujuannya, untuk memudahkan mahasiswa belajar.  Seperti kita tahu, belajar obat-obatan ‘kan selain harus paham juga banyak hapalan nama-nama obatnya. Nah, supaya mereka tidak terlalu bosan menghapal, saya pikir harus ada yang fun. Jadi saya buat game ini,” ungkap dr. Ike.

Aplikasi “Digital Husen Drug Game” mirip seperti permainan monopoli, yaitu si pemain diharuskan memutar dadu dan menjalankan pion di atas sebuah papan. Dalam permainan tersebut, mahasiswa diminta menjawab sejumlah pertanyaan atau menyelesaikan suatu kasus untuk mendapatkan nilai. Sejumlah pertanyaan tersebut terbagi dalam beberapa level yang dirancang memudahkan proses belajar. Satu papan permainan dapat dimainkan oleh satu hingga empat orang mahasiswa.

“Kenapa saya buat empat orang, supaya ada diskusi. Sharing information merupakan salah satu metode untuk meningkatkan pemahaman,” ujar perempuan kelahiran Bandung, 11 Maret 1960 ini.

Sebelum dibuat secara digital, permainan yang lahir dari riset dr. Ike ini dimainkan dalam versi nondigital, Permainan versi non digital ini telah mendapat sertifikat hak cipta sejak tahun 2013. Versi digital dibuat untuk lebih mempermudah mahasiswa, sehingga dapat dapat dimainkan kapan saja.

Secara garis besar, riset tersebut menunjukkan bahwa media game dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa. Luaran yang dilihatkan tidak jauh berbeda dengan pengetahuan yang diberikan oleh pembimbing berlatarbelakang pendidikan farmakologi-nonfarmakologi. Riset ini sudah diaplikasikan di FK Unpad sejak 2006 dan pernah dipresentasikan di Ottawa Conference, Melbourne pada 2007.

Sejak 2014, “Digital Husen Drug Game” sudah diterapkan sebagai salah satu aktivitas laboratorium untuk memperkuat metode problem based learning di FK Unpad. Aplikasi ini pun telah memperoleh hak cipta sejak 2016.

Materi pada permainan digital ini dikemas berupa simulasi yang konstruktif, kontekstual, dan kolaboratif. Diharapkan, selain meningkatkan pengetahuan, permainan ini juga dapat menstimulasi terbentuknya soft-skill mahasiswa, seperti cara berpikir kritis, kemampuan analisis, serta kemampuan memecahkan masalah.

“Kalau belajar ingin nempel itu harus berulang, juga harus kontekstual dikaitkan dengan masalah sehari-hari profesinya kelak. Lalu ilmunya akan mereka pahami secara konstruktif melalui stimulasi dari masalah-masalah yang ada di game tersebut, tanpa penjelasan langsung dari kita” jelas dr. Ike yang mendalami bidang Farmakologi dan Terapi ini.

Berdasarkan survei terhadap pemakai, Digital Husen Drug Game pun mendapatkan apresiasi positif dari mahasiswa. Permainan ini dirasakan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa. Selain itu, permainan ini dinilai sangat menyenangkan sekaligus dapat menunjukan aspek-aspek penting dari materi yang sedang dipelajari, sehingga membuat mereka ingin belajar lebih dalam.

“Kalau ada pertanyaan yang mereka tidak bisa jawab, mereka jadi penasaran dan ingin belajar lagi. Karena ini fun, jadi ada dorongan sendiri untuk belajar lagi,” ujar dr. Ike.

Saat ini, dr. Ike dan tim sedang mengembangkan beberapa aplikasi lain untuk mempermudah mahasiswa belajar. Salah satunya adalah permainan petualangan “Husenynov Game” untuk membantu mahasiswa memahami obat antihipertensi.

Diungkapkan dr. Ike, berbagai aplikasi permainan yang dibuat merupakan simulasi yang bersifat menantang, menyenangkan, dan memiliki misi sosial. Ini disebabkan, syarat untuk naik ke level permainan selanjutnya, pemain harus menjawab sejumlah masalah dan melakukan kegiatan sosial sesuai dengan levelnya. Permainan tersebut dimulai dengan masalah yang sederhana bertahap menjadi lebih rumit sesuai levelnya, dan puncaknya adalah tantangan masalah kesehatan global.

Selain untuk mempermudah proses belajar mahasiswa, aplikasi yang dibuat dr. Ike juga dinilai dapat mengatasi keterbatasan jumlah tenaga pendidik. Dengan aplikasi digital, dibuat kegiatan belajar bersama secara maya sehingga lebih mendorong ketergantungan mahasiswa akan kehadiran dosen.

Selain “Husen Drug Game” dan “Digital Husen Drug Game”, sejumlah hasil penelitian dr. Ike lain yang telah mendapatkan hak cipta adalah “Unpad-antiparasitic game” (buku) dan “HusenWin antiparasite Game” (Metode belajar dengan game).

Menurut dr. Ike, berbagai hasil penelitian yang telah dibuat merupakan upayanya untuk dapat berkontribusi dalam dunia pendidikan. Ia juga ingin mendorong tenaga pendidik lain untuk menciptakan berbagai inovasi metode pembelajaran agar mahasiswa dapat belajar mandiri dengan lebih menyenangkan.

“Diharapkan ini jadi bekal  amal jariah saya. Ini kontribusi saya di dunia pendidikan, dengan tantangan dan keterbatasan yang ada. Harapan saya,ini berguna bagi mahasiswa, dan (mereka) dapat mengamalkan ilmu yang didapat kelak sesuai profesinya,” harap Kepala Laboratorium Bioetik dan Humaniora FK Unpad ini.*

Laporan oleh Artanti Hendriyana/am

Share this: