Penelitian Dr. Mantra Nandini, drg., SpBM(K)., MARS., Berhasil Temukan Cara Tumbuhkan Gigi Baru

[Unpad.ac.id, 9/10/2013] Dalam penelitian untuk disertasinya, mulanya Dr. Mantra Nandini, drg.,  SpBM(K)., MARS memiliki target untuk meregenerasi tulang rahang yang hilang atau cacat. Namun hasilnya diluar dugaan. Bukan hanya tulang yang tumbuh, tetapi juga pembuluh darah dan gigi baru.

Dr. Mantra Nandini, drg., SpBM(K)., MARS (Foto: Tedi Yusup)*

Pada penelitiannya, bahan yang digunakan untuk meregenerasi adalah stem cell dari sumsum tulang kelinci, yang kemudian diambil sel punca mesenkim-nya, ditambah bahan stimulus pertumbuhan (grow factor), serta matriks atau scaffold yang dibuat dari cangkang udang dan vertebra sapi. Pembuatan matriks dilakukan di Batan Reasearch Tissue Bank, Jakarta, sementara pembuatan stem cell dan aplikasi klinis dilakukan di Laboratorium Stem Cell, Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga (Unair), Surabaya.

“Tahun 2007, sewaktu saya ikut kongres bedah plastik di Baltimore, USA, saya lihat ada peneliti lain yang mempresentasikan tentang pengaplikasian stem cell (sel punca) di bidang bedah plastik. Setelah itu saya berpikir apakah mungkin stem cell diterapkan di bidang bedah mulut dan maksilofasial,” tutur dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unpad ini saat ditemui beberapa waktu lalu.

Percobaan ini dilakukan dua kali penelitian untuk mendapatkan regenerasi tulang, pembuluh darah, dan gusi baru pada 40 ekor kelinci putih jantan Selandia Baru yang sebelumnya telah dibuat cacat. Drg. Mantra membandingkan dua jenis bahan stimulus pertumbuhan, yaitu recombinant bone morphogenetic protein-2 (rhBMP-2) dan Platelet Rich Plasma (PRP). Diluar dugaan, bahan stimulus pertumbuhan rhBMP-2 ternyata berhasil menginduksi pertumbuhan gigi baru.

Menurut drg. Mantra, pertumbuhan gigi baru tersebut terjadi kemungkinan karena ada benih gigi berlebih, atau dari sisa gigi/akar yang tertinggal saat pembuatan defek di rahang kelinci. “Sepertinya ini karena ada sisa gigi. Kalau tidak ada tidak akan jadi gigi. Jadi harus ada benih gigi,” tuturnya.

Disertasi berjudul “Perbandingan Implantasi Tulang Komposit I, II, III, dan IV terhadap Remodeling Osteogenesis pada Critical Sized Osseus di Mandibula” ini berhasil membawa drg. Mantra meraih gelar Doktor di Unpad dengan predikat cum laude. Ia berhasil lulus dari Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Unpad dengan IPK 4,00 (dengan pujian). Selain itu, hasil penelitian ini juga pernah dipublikasikan di Majalah Tempo edisi Agustus 2013.

Ini merupakan penemuan yang pertama di Indonesia. Hasil penemuan drg. Mantra pun saat ini sedang dalam proses pengajuan hak paten dibantu oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Unpad.

Untuk kedepannya, drg. Mantra mengharapkan akan ada penelitian stem cell lanjutan. Selain itu, diharapkan penelitian ini juga dapat diaplikasikan ke bidang ilmu lain, terutama terkait penerapan stem cell untuk manusia. Misalnya untuk menangani kanker, kelainan, atau penyakit-penyakit terkait tulang, saraf, sistem pencernaan, ginjal, ketuaan, dan sebagainya.

Stem cell itu prinsipnya memperbaiki sel yang rusak. Bisa diambil dari sumsum tulang, darah, lemak, dan jaringan tubuh lainnya. Dari situ stem cell bisa diperbanyak,” jelas dosen kelahiran Bandung, 16 Mei 1953 ini.

Dosen teladan FKG Unpad 1982 ini mengungkapkan, bahwa di Indonesia belum banyak peneliti stem cell. Dengan demikian, drg. Mantra berharap laboratorim stem cell di RSHS-Unpad dapat segera terealisasikan. Dengan dimilikinya laboratorium stem cell, diharapkan penelitian terkait stem cell ini dapat dilakukan oleh multidisiplin ilmu.

Atas penelitiannya ini, drg. Mantra juga ingin membuktikan bahwa biomaterial buatan dalam negeri pun tidak kalah kualitasnya dengan buatan luar negeri. Saat ini buatan dalam negeri sering tidak diakui, dan kalah pamor bila dibandingkan dengan buatan luar negeri.

Selain mengajar dan meneliti, saat ini drg. Mantra ingin lebih banyak melakukan pengabdian. Sebagai dokter bedah mulut, drg. Mantra pun sering terlibat dalam kegiatan operasi bibir sumbing gratis untuk masyarakat tidak mampu.  Ia juga pernah meraih penghargaan terkait pelayanan pada masyarakat sumbing bibir dan langit-langit dari Lembaga Pengabdian Masyarakat Unpad sejak 1988. “Sekarang mah tinggal mengabdi, sebagai bentuk ibadah,” tuturnya. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana/eh *

Share this: