Yesmil Anwar Persembahkan Kumpulan Puisi “Dari Sebuah Pengabdian” sebagai Kado Dies Unpad

Yesmil Anwar saat peluncuran buku karyanya berjudul "Dari Sebuah Pengabdian" di Aula Unpad, Senin (10/11) malam. (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 11/11/2014] Dosen Fakultas Hukum Unpad, Yesmil Anwar, SH., MH., meluncurkan buku kumpulan puisi berjudul “Dari Sebuah Pengabdian”. Peluncuran tersebut digelar melalui Pidangan Seni Budaya Rumawat Padjadjaran ke-74, Senin (10/11) malam di Bale Rumawat Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung.

Yesmil Anwar saat peluncuran buku karyanya berjudul "Dari Sebuah Pengabdian" di Aula Unpad, Senin (10/11) malam. (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Yesmil Anwar saat peluncuran buku puisi karyanya berjudul “Dari Sebuah Pengabdian” di Aula Unpad, Senin (10/11) malam. (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Seperti mimpi,” gumam Yesmil saat memberikan sambutan dalam acara tersebut. Buku ini merupakan puisi yang menjadi catatan perjalanan kepenyairan Yessi Anwar, nama panggilan Yesmil Anwar, pada kurun 1975-2014. Sebanyak 106 puisi yang dihadirkan di buku tersebut merupakan buah kepekaan Yesmil sejak berkuliah di Fakultas Hukum Unpad hingga menginjak usia 60 tahun.

Meskipun berlatar pendidikan hukum, Yesmil yang juga sebagai kriminolog ini sangat kental dengan dunia seni. Selain aktif menulis puisi, sejak tahun 1970 ia telah aktif di dunia teater. Naskah drama “Peti Mati” yang dikarangnya pada 1984 menjadi naskah drama terbaik kedua dalam lomba penulisan naskah drama yang diselenggarakan Taman Budaya Yogyakarta pada tahun yang sama.

Eddy D. Iskandar, penulis skenario film terkenal yang menjadi pembedah karya Yesmil pada acara tersebut mengatakan, dalam kurun 1975 – 2014, Yesmil telah menemukan jati diri melalui puisi-puisinya. Hal ini tampak dari puisinya berjudul “Ramadhan” yang ditulis tahun 2014 dan menjadi puisi penutup dalam buku tersebut.

“Saya pikir ia akan berhenti menulis puisi,” tambah Eddy.

Sebagian besar puisi Yesmil memang berbicara mengenai kehidupan personal. Soni Farid Maulana, penyair yang juga menjadi pembedah dalam acara tersebut mengatakan, kepekaan Yesmil terhadap realitas sosial sangat tinggi. Di beberapa puisi lain, Yesmil juga berbicara mengenai masalah hukum.

“Di puisinya yang bercorak hukum dapat membuka mata kita bahwa manusia adalah pelanggar hukum paling utama,” terang Soni.

Soni pun berseloroh bahwa puisi Yessi merupakan doa yang dilantukan dari seorang hamba hukum yang menyadari dosa-dosanya sehingga membuat pembaca ikut menyadari. Hal ini mengundang tawa ironi dari para penonton.

Sosok Yesmil takbisa dipisahkan dari perjalanan kepenyairan Soni. “Saya bisa menjadi penyair seperti sekarang pertama kali atas undangan Yessi dan Eddi D Iskandar melalui acara di Gedung Rumentang Siang. Sejak itu, saya bisa diundang hingga ke Belanda dan Perancis,” tutur Soni yang langsung disambut tepuk tangan penonton.

Sebagai bentuk apresiasi karya Yesmil, acara tersebut juga mempersembahkan pembacaan puisi oleh Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, Prof. Dede Mariana (Guru Besar Unpad), Agus Santosa (wakil kepala PPATK), Yayat Hendayana (budayawan), Miranda Risang Ayu (akademisi Unpad), Adinda Luthvianti, Iman Soleh, dan Agus Safari. Bahkan, wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar, juga ikut membacakan dua puisi Yesmil, yakni “Puisiku Duduk Sendirian” dan “Menangkap Bayangan Hukum”.

Selain dibacakan, puisi Yesmil juga dimusikalisasikan oleh kelompok #inakustik, Ferry Curtis, dan Art Labory, serta disajikan dalam bentuk teatrikal oleh Erry Anwar dari Teater Bel dan Yusef Muldiyana dari Laskar Panggung.

Bagi Yesmil, “Dari Sebuah Pengabdian” adalah sebentuk kado bagi ulang tahun ke-57 Unpad, almamaternya. Selama 40 tahun berada di Unpad, Yesmil merasa belum sanggup memberikan gelar tertinggi pada bidang akademik. Untuk itu, puisinya diharapkan menjadi ungkapan cinta berharga untuk Unpad yang tanggal Dies Natalisnya bertepatan dengan tanggal kelahiran Yesmil.

“Saya punya adagio bahwa biarkanlah setiap insan Unpad memberikan raca cintanya dengan cara yang dia miliki. Biarkan dia berikan sebesar genggaman yang dia bisa genggam,” pungkas Yesmil.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

Share this: