Dirut Pertamina, “Subsidi Tidak Dicabut, Energi Baru Terbarukan Tidak Akan Berkembang”

[Unpad.ac.id, 23/05/2014] Tantangan penyediaan Bahan Bakar Minyak di Indonesia sangat besar. Sejak tahun 2008 hingga tahun 2013, produksi nasional BBM terus menurun, tidak sebanding dengan terus meningkatnya jumlah permintaan. Hal ini menunjukkan perlunya mengembangkan energi alternatif berupa energi baru terbarukan.

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, dan Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan, menandatangani prasasti peresmian Gedung Pusat Pengetahuan Unpad-Pertamina di Aula Unpad Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Jumat (23/05). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, dan Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan, menandatangani prasasti peresmian Gedung Pusat Pengetahuan Unpad-Pertamina di Aula Unpad Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Jumat (23/05). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Namun, bagi masyarakat energi baru terbarukan dinilai lebih mahal dibandingkan harga BBM yang sudah disubsidi oleh pemerintah. Hal inilah yang menjadikan energi baru terbarukan kurang populer di kalangan masyarakat.

“Energi baru terbarukan tidak mungkin berkembang secara optimal kalau subsidi tidak dicabut,” tutur  Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Karen Agustiawan, saat menyampaikan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Unpad di Graha Sanusi Hardjadinata, kampus Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Jumat (23/05). Karen menyampaikan kuliah umum dengan topik “Kebijakan Energi Berkelanjutan untuk Keberlangsungan Ketersediaan Energi Nasional.”

Menurut Karen, walaupun lebih mahal, energi baru terbarukan lebih sustain¸ berkelanjutan, dan lebih bersih. Inilah yang menjadi tantangan Indonesia kedepannya. Jika subsidi tidak dicabut, maka perkembangan energi baru terbarukan tidak akan berjalan.

Karen menuturkan bahwa subsidi BBM pada APBN 2013 mencapai angka 17%. Ia menilai angka ini sangatlah tinggi. Menurutnya, subsidi sebaiknya langsung diberikan pada yang membutuhkan. Karen juga mengungkapkan bahwa Pertamina saat ini tengah mengembangkan energi baru terbarukan seperti bio solar, integrated petrochemical, Coal Bed Methane (CBM), dan solar cell.

Peresmian Gedung
Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan peresmian Gedung Pusat Pengetahuan Unpad – Pertamina oleh Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia dan Dirut Pertamina, Karen Agustiawan. Peresmian juga disaksikan oleh Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana, dan tata Kelola Unpad, Prof. Dr. Ir. H. Roni Kastaman, MSIE, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Nury Effendi, S.E., M.A., Ph.D, dan Direktur Keuangan Pertamina Andri T. Hidayat.

Pendirian gedung ini dilakukan melalui Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) bekerja sama dengan FEB Unpad. Keberadaan gedung ini diharapkan dapat berperan sebagai wadah pengembangan ilmu ekonomi dan bisnis, bukan saja di Unpad, melainkan juga nasional dalam skala luas. Selain untuk FEB, tidak tertutup kemungkinan juga gedung dapat dimanfaatkan oleh fakultas-fakultas lain di Unpad.

Gedung seluas +/- 2500 meter persegi ini didesain dengan mengusung konsep Green Campus, dimana segala fungsi bangunan diarahkan untuk mewujudkan sarana pendidikan yang ramah lingkungan.  Konsep ramah lingkungan ini akan terlihat pada segala fasilitas dan aktivitas di setiap lantai yang mencerminkan upaya penerapan eco office. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *

Share this: