Jangan Hanya Ributkan Dampak Globalisasi Tapi Tidak Berupaya Tingkatkan Kompetensi

Kepala Pusat Pengembangan TTG – LIPI, Dr. Ir. Yoyon Ahmudiarto, MSc., sedang memaparkan materinya pada Seminar Nasional “Tantangan dan Aplikasi Teknologi Tepat Guna Bidang Teknik Pertanian Menjelang Era Uni-Asia 2015” di Bale Santika Unpad Jatinangor, Kamis (13/11). (Foto oleh: Artanti)*

[Unpad.ac.id, 13/11/2014] Di era globalisasi, semestinya semua pihak ikut terlibat dalam menghadapinya, termasuk mahasiswa. Globalisasi bukanlah sesuatu yang hanya bisa diterima begitu saja. Kita harus bisa meningkatkan kompetensi untuk menghadapinya.

Kepala Pusat Pengembangan TTG – LIPI, Dr. Ir. Yoyon Ahmudiarto, MSc., sedang memaparkan materinya pada Seminar Nasional “Tantangan dan Aplikasi Teknologi Tepat Guna Bidang Teknik Pertanian Menjelang Era Uni-Asia 2015” di Bale Santika Unpad Jatinangor, Kamis (13/11). (Foto oleh: Artanti)*
Kepala Pusat Pengembangan TTG – LIPI, Dr. Ir. Yoyon Ahmudiarto, MSc., sedang memaparkan materinya pada Seminar Nasional “Tantangan dan Aplikasi Teknologi Tepat Guna Bidang Teknik Pertanian Menjelang Era Uni-Asia 2015” di Bale Santika Unpad Jatinangor, Kamis (13/11). (Foto oleh: Artanti)*

“Jangan selama ini kita ribut saja dengan globalisasi, tapi tidak melakukan usaha apa-apa. Semua menunggu,” ujar Dr. Ir. Eduard Namaken Sembiring, M.S. dari Institut Pertanian Bogor (IPB) saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional “Tantangan dan Aplikasi Teknologi Tepat Guna Bidang Teknik Pertanian Menjelang Era Uni-Asia 2015”, di Bale Santika Unpad Jatinangor, Kamis (13/11).

Acara diselenggarakan sebagai rangkaian acara Pekan Teknik Pertanian Nasional VI yang digelar oleh IMATETANI dan HMJ TMIP Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Unpad. Selain Dr. Eduard, seminar tersebut juga menghadirkan sebagai pembicara Kepala Pusat Pengembangan TTG – LIPI, Dr. Ir. Yoyon Ahmudiarto, MSc. IPM dan Analis Kebijakan Publik, Unit Kerja Asisten Deputi Infrasturktur Sumber Daya Air, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dandi Wirustyastuko, STP., MT.

Untuk menghadapi tantangan globalisiasi, terutama menjelang era Uni-Asia 2015, maka yang harus diperhatikan mahasiswa adalah pencapaian kompetensi sesuai dengan yang sudah ditentukan. Disinilah peran lembaga kemahasiswaan atau ikatan mahasiswa diperlukan. Lembaga atau ikatan mahasiswa perlu berperan dalam pencapaian kompetensi tersebut.

“Itulah yang harus berperan bagaimana untuk mengisi kompetensi ataupun kualitas daripada lulusan,” ujar Dr. Eduard. Ia menekankan, yang penting diperhatikan bukanlah isu globalisasi, tetapi peningkatan kompetensi.

Pembicara lain, Dr. Ir. Yoyon Ahmudiarto, MSc. IPM mengatakan bahwa untuk menghadapi segala tantangan diperlukan kerja sama dari semua pihak. Salah satunya adalah perlunya perhatian dari pemerintah daerah. “Kekuatan dari daerah ini yang akan buat Indonesia tahan dari goncangan. Kalau tidak, maka akan lemah,” ujarnya.

Terkait teknologi tepat guna, Dr. Yoyon mengungkapkan bahwa permasalahan yang dihadapi diantaranya adalah lemahnya sumber daya manusia yang dimiliki, terutama masyarakat pedesaan yang masih kurang menguasai teknologi.

“Inilah yang menjadi tantangan bagi sarjana teknik pertanian, bagaimana masyarakat bisa menyerap teknologi, terutama teknologi pertanian,” tutur Dr. Yoyon.

Dr. Yoyon mengungkapkan, saat ini banyak penelitian yang terancam berada dalam lembah kematian. Penelitian tersebut tidak dapat diteruskan, apalagi untuk dikomersilkan. Dengan demikian, dibutuhkan mekanisme intermedia IPTEK untuk menjembatani lembah antara pengetahuan dan teknologi menuju komersialisasi. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

 

Share this: