Tiga Mahasiswa Unpad Kembangkan Alat Pertanian Multifungsi untuk Pertanian Hortikultura

[Unpad.ac.id, 9/6/2018] Tiga mahasiswa Universitas Padjadjaran, Pipit Pitriani (Agribisnis 2015), Fajar Budi Cahyanto (Fisika 2015) dan Khairunisa Ainun (Agroteknologi 2014) mengembangkan alat pertanian multifungsi untuk tanaman hortikultura.

Alat bernama “Kita Nougaku” ini merupakan alat multifungsi yang terdiri dari dua bagian, yaitu: mobil tanam-panen dan paper chain pot. Mobil tanam-panen digunakan untuk proses penanaman dan pemanenan. Sementara paper chain pot digunakan untuk pemupukan yang terdiri dari 3 lapisan kertas. Setiap lapisan kertas akan terdegradasi berdasarkan proses penanaman selama kurang lebih 45 hari.

Pengembangan alat ini didasarkan atas menurunnya jumlah petani Indonesia setiap tahunnya. Guna menyiasati sedikitnya jumlah petani ini, dibutuhkan suatu alat yang efektif dan bisa mengerjakan beberapa tugas sekaligus.

Didampingi dosen pembimbing dosen Fakultas Pertanian Unpad Vira Kusumah Dewi, PhD, alat “Kita Nougaku” ini difokuskan untuk digunakan pada sistem tanaman hortikultura. Ini didasarkan, sektor hortikultura memiliki potensi baik untuk dikembangkan di Indonesia saat ini.

Nama “Kita Nougaku” diambil dari bahasa Jepang, yaitu gabungan dari kata kikai (alat), ta kino (multifungsi), dan Nougaku (pertanian).

untuk menyelesaikan permasalahan tersebut salah satu solusinya dengan penggunaan alat yang efektif dan efisien, yaitu Kita Nougaku. Alat ini diterapkan pada tanaman hortikultura dimana di Indonesia sendiri tanaman hortikultura memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan.

Penggunaan “Kita Nougaku” tidak membutuhkan banyak tenaga kerja. Proses penanaman sampai dengan pemanenan bisa dilakukan hanya menggunakan satu orang tenaga kerja dengan luasan lahan sekitar 0,5 ha.

Sistem kerja alat ini hanya perlu mengoperasikan mobil tanam-panen pada saat penanaman. Untuk pemanenan tinggal menarik tuas khusus sehingga mobil akan memanen secara otomatis. Proses ini tidak memerlukan aktivitas petik satu persatu sehingga membutuhkan waktu yang lama.

Sementara untuk pemupukan, petani tidak perlu lagi membuat lubang pupuk secara manual. Ini disebabkan, paper chain pot yang ada di alat ini sudah mengandung pupuk.

Protipe “Kita Nougaku” berhasil lolos pendanaan dalam kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa yang diselenggarakan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI. Tim ini masuk pada kategori PKM Karsa Cipta (PKM KC).

Selain didanai, mahasiswa juga mendapat dukungan dari Fakultas Pertanian Unpad, Balai Besar Pulp dan Kertas, serta Bank Jawa Barat dan Banten (BJB). Banyak dukungan ini diharapkan prototipe ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan bisa diaplikasikan di kalangan petani holtikultura.*

Rilis/am

Share this: