Prof. Dr. A. Purba, dr., MS., AIFO., “Prestasi Puncak Atlet Tercapai dengan Menerapkan Iptek Olahraga, Khususnya Ilmu Faal Olahraga”

[Unpad.ac.id, 25/09/2012] Untuk meningkatkan prestasi puncak seorang atlet, bukan hanya membutuhkan teknik, taktik dan  strategi yang baik. Faktor lain yang sangat penting adalah kemampuan Komponen Fisik Predominan sesuai dengan cabang olahraga yang digeluti atlet. Hal ini penting diketahui karena setiap cabang olahraga memerlukan kondisi fisik yang berbeda antara cabang olahraga yang satu dengan cabang olahraga yang lainnya.

Prof. Dr. A. Purba, dr., MS., AIFO. (Foto: Artanti Hendriyana)

Hal inilah yang selalu ditekankan oleh Prof. Dr. A Purba, dr., MS., AIFO., selaku guru besar Ilmu Faal/Faal Olahraga dari Fakultas Kedokteran (FK) Unpad. Dalam mendalami ilmu ini, ia selalu berupaya mengaplikasikannnya untuk meningkatkan prestasi atlet dan kebugaran masyarakat.

Penerapan Ilmu Faal Olahraga untuk meningkatkan prestasi atlet sangat penting untuk menentukan takaran latihan, keberhasilan latihan atlet selama periodisasi latihan. Pengukuran takaran latihan dilakukan dilaboratorium Ilmu Faal Olahraga dan hasilnya diberikan kepada pelatih untuk diterapkan selama proses pelatihan berlangsung.

“Takaran latihan yang tepat akan diterapkan pelatih sesuai dengan karakteristik fisik seorang atlet, sehingga manfaat latihan  tercapai dan atlet dapat terhindar dari cedera,” tutur Prof. Purba saat ditemui di ruang Sports Medicine KONI Jawa Barat Jl. Pajajaran No. 37 A Bandung beberapa waktu lalu.

Prof. Purba menjelaskan pentingnya penyusunan Program Periodisasi Latihan, yang terdiri dari Tahap Persiapan Umum (TPU), Tahap Persiapan Khusus (TPK), Tahap Pra Pertandingan (TPP), Tahap Pertandingan Utama, dan Tahap Istirahat. Pemahaman ini penting karena pada TPU, latihan ditujukan untuk meningkatkan endurance (Daya Tahan Jantung Paru), kekuatan otot, dan kelentukan atlet.

“Sedangkan pada Tahap Persiapan Khusus latihan ditujukan sesuai dengan kemampuan fisik yang diperlukan atlet pada cabang olahraga yang diikuti, misalnya kemampuan fisik petinju berbeda dengan latihan yang diperlukan atlet bulutangkis,” jelas pria yang kini menjabat sebagai Ketua Bidang Sports Medicine KONI Jawa Barat ini.

Selain itu, Prof. Purba juga selalu menjelaskan kepada pelatih mengenai pentingnya aklimatisasi sebelum pertandingan, masase atlet dan asupan makanan pada saat latihan, saat pertandingan, selama pertandingan dan sesudah pertandingan.

Ia menuturkan bahwa ada kepuasan tersendiri ketika seorang atlet dapat meraih medali emas pada event olahraga. Bukan hanya untuk meningkatkan prestasi dari para atlet, Prof. Purba juga memiliki kepuasan tersendiri ketika membuat orang lain sehat dan memiliki postur tubuh proporsional sehingga rasa percaya diri mereka meningkat.

Pria kelahiran 7 April 1947 ini sering dipercaya untuk menjabat sebagai Ketua Tim Sports Medicine di berbagai perhelatan olahraga, baik di tingkat daerah, nasional maupun internasional. Pada Southeast Asia Games (Sea Games) yang lalu, Prof. Purba juga diberi kepercayaan sebagai Ketua Tim Pelatihan untuk mempersiapkan Dokter, Paramedis dan Maseur yang bertugas di Palembang dan Bandung pada saat berlangsungnya event olahraga internasional tersebut. Beberapa waktu lalu, beliau juga ditunjuk sebagai Ketua bidang Sports Medicine di Satuan Pelaksana (Satlak) Jawa Barat Prestasi PON XVII/2012 yang digelar di Riau pada tanggal 9-20 September 2012.

Selain berkiprah di bidang olahraga prestasi, Prof. Purba juga cukup banyak berkiprah di bidang olahraga nonprestasi. Hingga kini, Prof. Purba aktif di Yayasan Jantung Indonesia cabang utama Jawa Barat dan dipercaya sebagai Ketua Umum Klub Jantung Sehat Siliwangi dan Tim Medis Klub Jantung Sehat Universitas Padjadjaran. Selain itu, Prof. Purba juga sering diundang sebagai pembicara pada seminar yang diadakan oleh Yayasan Jantung Indonesia.

Prof. Purba juga aktif di berbagai organisasi lainnya. Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Pusat Kebugaran dan Kecantikan Fitness Ideal Universitas Padjadjaran, dan Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Ahli Ilmu Faal Olahraga Indonesia (PAIFORI). Sebelumnya ia dipecaya sebagai Ketua Umum Ikatan Ahli Ilmu Faal Indonesia (IAIFI) dalam dua periode, yaitu periode tahun 2004-2008 dan periode tahun 2008-2011. Prof. Purba juga pernah dipercaya sebagai Ketua Klub Jantung Sehat Siliwangi periode tahun 1995-1998, dan Ketua Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat (2002-2004).

Prof. Purba sendiri pernah meraih penghargaan Dosen Teladan I tingkat FK Unpad (9 Juni 1990), Dosen Teladan I Tingkat Unpad (25 Juni 1990), dan Sepuluh besar Finalis Dosen Teladan I Tingkat Nasional (27 Agustus 1990). Pada saat itu, ia mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di program magister dan doktor dibidang Ilmu Faal Olahraga.

“Saya memilih ilmu yang langka ini, yang jarang digeluti oleh seorang dokter, dan rupanya bidang ilmu ini telah memberikan kehidupan yang layak bagi keluarga,” ungkapnya.

Berkaitan dengan pengabdian Prof. Purba pada bidang Olahraga Prestasi dan Nonprestasi, pada tahun ini ia mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga sebagai salah seorang “Ilmuwan dan Pembina Olahraga Prestasi dan Nonprestasi”. Penghargaan ini diberikan tepat di Hari Olah Raga Nasional  (Haornas) 9 September 2012 lalu.

Menurut Prof. Purba, masih sedikit orang yang mendalami Ilmu Faal Olahraga di Indonesia dan hal ini tentu erat kaitannya dengan optimalisasi pembinaan olahraga prestasi dan non-prestasi. Untuk kedepannya, Prof Purba mengharapkan agar pembina olahraga prestasi dan pembina olahraga non-prestasi dapat menerapkan Ilmu Faal Olahraga. Hal ini penting agar dapat meningkatkan prestasi atlet.

“Dan pada olahraga nonprestasi ilmu ini dapat diterapkan pada masyarakat untuk promotif, preventive, rehabilitative dan pengobatan penyakit,” ungkapnya.

Laporan oleh: Artanti Hendriyana/mar*

Share this: