Publikasi Ilmiah Internasional Mudah Diakses, Publikasi Ilmiah Lokal Justru Sebaliknya

Suasana Workshop "Pengembangan Sistem Repository” yang diselenggarakan UPT Perpustakaan Unpad di Unpad Training Center, Bandung, Selasa (15/03). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 15/03/2016] Salah satu kelemahan pendidikan tinggi di Indonesia ialah sulitnya mencari koleksi publikasi ilmiah yang diterbitkan di setiap perguruan tinggi. Untuk itu, penerapan perpustakaan berbasis digital dipandang penting guna mendorong penyebarluasan pengetahuan yang dihasilkan oleh para civitas academica maupun akademisi.

Suasana Workshop "Pengembangan Sistem Repository” yang diselenggarakan UPT Perpustakaan Unpad di Unpad Training Center, Bandung, Selasa (15/03). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Suasana Workshop “Pengembangan Sistem Repository” yang diselenggarakan UPT Perpustakaan Unpad di Unpad Training Center, Bandung, Selasa (15/03). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Perpustakaan digital guna melengkapi informasi koleksi publikasi lokal yang tidak selalu didapat dari di perpustakaan fisik,” demikian disampaikan Mahmudin, M.M.PD., Kepala UPT Perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB), saat menjadi pembicara dalam “Workshop Pengembangan Sistem Repository” yang digelar UPT Perpustakaan Unpad di Unpad Training Center, Bandung, Selasa (15/03).

Mahmudin menerangkan, koleksi publikasi ilmiah internasional dalam bentuk e-journal maupun e-book saat ini sangat mudah diakses oleh masyarakat dunia melalui internet. Namun sebaliknya, koleksi publikasi ilmiah lokal sangat sulit diakses di internet. Untuk itu, perpustakaan digital melalui sistem repository harus penting dimiliki perguruan tinggi.

Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai bentuk publikasi ilmiah di Perguruan Tinggi bukan hanya tersimpan di perpustakaan saja, akan tetapi harus dapat disebarluaskan kepada masyarakat, baik lokal maupun internasional. Dengan demikian, tugas seorang pustakawan saat ini bukan hanya melakukan pengorganisasian dan penyimpanan koleksi, tetapi mampu mengalih bentuk menjadi bentuk digital.

“Ini agar seluruh dunia tahu apa yang sudah kita hasilkan pada bidang iptek yang ke depan diharapkan dapat dikembangkan menjadi ilmu-ilmu baru,” jelasnya.

Mahmudin pun memaparkan sistem perpustakaan digital yang sudah diterapkan selama 16 tahun di ITB. Sistem tersebut memuat koleksi publikasi ilmiah seperti skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian, koleksi kliping civitas academica, hingga koleksi hak cipta.

Unpad sendiri sudah lama mengembangkan sistem repository. Menurut Kepala Biro Administrasi Akademik Unpad, Drs. Sudarma, M.M., pengembangan sistem repository di Unpad harus segera direalisasikan. Hal ini untuk memfasilitasi seluruh kegiatan akademik, baik di dalam maupun di luar Unpad.

“Perpustakaan di fakultas yang saat ini, masih mengembangkan satu sistem. Ini menjadi tugas kita untuk menjadikannya terintegrasi,” kata Sudarma.

Workshop ini diikuti oleh tenaga pustakawan dari seluruh fakultas di Unpad. Selain Mahmudin, workshop sehari ini dihadiri oleh pembicara lainnya, yaitu: Nurul Fitria, S.T., M.M., (Head of Library and Knowkledge Center Telkom University), dan Miyarso Dwi Ajie, M.Ikom selaku Koordinator Pengadaan Koleksi Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

Share this: