Mulai 2021, Unpad Fokus Menuju “Hybrid University”

hybrid university
Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti menyampaikan presentasi mengenai hybrid university saat menggelar silaturahmi dan sinergi dengan unsur Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, dan pejabat pengelola secara virtual, Jumat (9/4).*

[unpad.ac.id] Pandemi Covid-19 ternyata mempercepat transformasi pembelajaran di lingkungan Universitas Padjadjaran. Untuk itu, mulai 2021, Unpad mencanangkan diri menuju hybrid university.

Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti menjelaskan, dalam setahun terakhir ada transformasi cepat dari sistem pembelajaran Unpad. Dari semula pembelajaran tatap muka secara penuh kemudian beralih secara darurat menjadi sistem daring akibat adanya pandemi, kemudian masuk ke era pembelajaran hibrida.

“Intinya kita akan shifting, dari pembelajaran full tatap muka, kemudian di 3 bulan pertama pandemi darurat online, ke hybrid sungguh-sungguh. Harus sungguh-sungguh karena output dan outcome-nya tidak main-main,” ujar Rektor saat menggelar silaturahmi dan sinergi dengan unsur Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, dan pejabat pengelola secara virtual, Jumat (9/4).

Dikatakan hibrida, sistem pembelajaran tetap akan mengombinasikan metode tatap muka dengan daring. Rektor meyakini, pembelajaran tatap muka tetap diperlukan karena menghasilkan pengalaman pembelajaran yang tidak tergantikan. Aktivitas diskusi, praktikum, pembahasan kasus dan proyek tidak bisa dihilangkan lewat virtual.

Sementara akses pengetahuan, teori, dan materi pembelajaran bisa dilakukan melalui metode daring.

Rektor mengungkapkan, melalui hybrid university, sistem kelas juga bisa dikembangkan ke arah flipped classroom. Dalam satu kelas, mahasiswa yang hadir mengikuti perkuliahan tatap muka berjumlah separuh dari total mahasiswa. Sisanya bisa mengikuti perkuliahan melalui daring.

Metode ini dimungkinkan dilakukan tatkala pemerintah mulai membuka kembali pembelajaran tatap muka secara terbatas pada Juli 2021 mendatang.

Agar bisa terwujud, dukungan berbagai sektor diperlukan. Mulai dari pembaruan kurikulum hingga penyempurnaan teknologi pendidikan untuk mendukung pembelajaran asinkronus dan sinkronus.

“Kalau ini berjalan dengan baik, Pandemi Covid-19 mudah-mudahan semakin melemah, maka pada 2022 kita masuk pada era transformasi digital,” ujar Rektor.

Pada era transformasi digital, lanjut Rektor, penerapan hybrid learning semakin kuat. Karakter mahasiswa dipoles dengan berbagai kompetensi masa depan melalui Higher Order Thinking Skills (HOTS). Selain itu, penerapan kurikulum berbasis luaran (outcome) serta pengembangan dan kemitraan MOOC berupa non-degree, upscalling courses, modular, PJJ, dan credut earning.

“Jika kita punya kapasitas lebih, maka kita bisa menawarkan non-degree program. Mahasiswa degree akan kita pertahankan kualitasnya, di sisi lain kita bisa ekspansi menyediakan akses kursus dan pendidikan bermutu,” kata Rektor.

Apabila hybrid university ini diterapkan dengan baik, diharapkan pada 2045 Unpad bisa bersaing secara global, pembelajaran digitalnya mampu menghasilkan lulusan yang unggul dan berkarakter, hingga program di luar degree bisa menjadi salah satu kemandirian Unpad sebagai PTN Badan Hukum.

Restrukturisasi Kurikulum

Ketua Senat Akademik Unpad Prof. Ganjar Kurnia menjelaskan, hybrid university merupakan cara untuk mencapai tujuan pendidikan yang jauh lebih baik, efektif, dan efisien. Namun, tetap ada penekanan bahwa metode ini tetap bisa mencapai tujuan dasar pendidikan tinggi, yaitu menghasilkan lulusan yang berkompeten.

“Jangan sampai setelah menggunakan hybrid university, nilai-nilai tujuan perguruan tinggi justru terdegradasi,” kata Prof. Ganjar.

Karena itu, transformasi menuju hybrid university perlu dilakukan. Restrukturisasi kurikulum menjadi hal yang penting. Prof. Ganjar menjelaskan, pembelajaran hibrida tidak sekadar memindahkan apa yang dilakukan di tatap muka ke arah virtual.

“Bukan hanya memindahkan, tetapi ada sesuatu hal yang lebih baik lagi dari itu,” tambahnya.

Jalin Mitra

Ketua Majelis Wali Amanat Unpad Dr. Arief Yahya menjelaskan, dalam mewujudkan hybrid university, Unpad telah menjalin kerja sama dengan dua mitra industri, yaitu Espin Multimedia Pty Ltd, Australia, dan perkumpulan Sosial Ekonomi Akselerator Lab – Amazon Web Services.

Dengan Espin Multimedia, ada tiga agenda kerja sama yang akan dilakukan, yaitu  implementasi program Australian Industry-University Collaboration (IUC), Global Project Management Office, dan International Careers-Skills Matching.

Melalui tiga agenda tersebut, Unpad akan difasilitasi menjalin kerja sama lanjutan dengan industri dan perguruan tinggi di Australia dalam tiga bulan ke depan.

Selanjutnya, dengan salah satu provider Amazon Web Services (AWS), Unpad akan melakukan kerja sama transformasi digital, digital up skilling dan re skilling, serta rencana pengembangan program MOOC berskala global.*

Share this: