Presiden Jokowi Harapkan Lulusan Perguruan Tinggi Kuasai Kemampuan di Era Disrupsi

Jokowi
Presiden RI Joko Widodo bersama Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam acara Festival Kampus Merdeka, Selasa (15/6).*

[unpad.ac.id] Presiden Joko Widodo menaruh harapan yang kuat terhadap lulusan perguruan tinggi Indonesia. Lulusan perguruan tinggi harus memiliki dedikasi yang kuat untuk kemajuan bangsa, kemanusiaan, serta tolerasi dalam kebinekaan.

“Itu watak yang tidak boleh ditawar,” ucap Presiden Jokowi dalam acara Festival Kampus Merdeka yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) secara virtual, Selasa (15/6).

Jokowi mengatakan, seiring perkembangan dan perubahan yang terjadi dengan sangat cepat di masa depan, lulusan perguruan tinggi juga harus memiliki karakter dan kemampuan sebagai pembelajar yang kuat. Memperbarui pengetahuan dan keterampilan sangat dibutuhkan di tengah era kompetisi ini. Tanpa belajar, lulusan akan tertinggal oleh kemajuan iptek yang pesat.

Selain itu, lulusan perguruan tinggi bukan hanya memiliki kemampuan akademik. Akan tetapi juga memiliki kemampuan inovatif.

“Lulusan harus mampu menjadi problem solver terhadap masalah sosial. Karyanya bukan hanya karya ilmiah, tetapi karya yang memecahkan masalah sosial melalui pemanfaatan teknologi, inovasi, dan kewirausahaan,” kata Jokowi.

Untuk bisa mengatasi disrupsi tersebut, lulusan perlu dibekali dengan kemampuan menguasai teknologi terbaru. Jokowi mengatakan, berbagai teknologi terbaru bisa jadi belum dikuasai di perguruan tinggi, tetapi sudah berkembang di industri. Karena itu, peran serta industri di kampus serta kerja sama antarkampus dibutuhkan dalam penguasaan iptek terbaru.

Keikutsertaan industri dalam pendidikan di kampus juga diperlukan guna menyiapkan lulusan perguruan tinggi yang tidak hanya siap mengisi lapangan kerja, tetapi mampu menciptakan lapangan kerja.

“Ini pentingnya pendidikan kewirausahaan dan juga interaksi intensif dengan dunia industri menjadi kunci penting bagi karya inovatif,” kata Jokowi.

Kampus Merdeka-Merdeka Belajar

Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Nadiem Makariem mengatakan, program Kampus Merdeka menjadi upaya untuk mewujudkan visi “SDM Unggul Indonesia Maju” tahun 2045.

Menurutnya, program Kampus Merdeka sejatinya adalah kampus yang dimerdekakan guna menciptakan sistem pendidikan tinggi yang berkolaborasi tanpa adanya dinding pemisah.

“Kita ingin memerdekakan kampus dari sekat akademisi dan industri, sekat riset dan pembelajaran, sekat-sekat fakultas dan program studi,” kata Nadiem.

Dalam mewujudkannya, Kemendikbudristek telah menyusun berbagai aturan untuk mendorong perguruan tinggi Indonesia melakukan perubahan. Beberapa di antaranya adalah merancang delapan Indikator Kinerja Utama sekaligus memberikan insentif keuangan bagi PTN untuk memaksimalkan jumlah mahasiswa untuk “keluar” dari kampusnya.

“(Melalui Kampus Merdeka) mahasiswa (bisa) mendapat pembelajaran di kampus lain, keluar negeri, proyek sosial di masyarakat, kewirausahaan, maupun magang besertifikat mencari pengalaman di industri dan dunia usaha,” jelasnya.

Tidak hanya mahasiswa, program Kampus Merdeka juga mendorong dosen meningkatkan pengalamannya. Dosen tidak hanya membina mahasiswa di dalam kampus, tetapi juga mampu membina mahasiswa di luar kampus, serta membangun pengalaman kerja dengan industri.

Nadiem mengatakan, tantangan mewujudkan Kampus Merdeka berat. Namun, program ini menjadi satu-satunya upaya agar lulusan perguruan tinggi mampu mendapatkan kompetensi terpenting agar mampu menghadapi perubahan yang semakin cepat.*

Share this: