Kebutuhan Lahan untuk Pertanian Meningkat, Lahan Marginal Jadi Alternatif

Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran bidang Ilmu Mikrobiologi Tanaman Prof. Dr. Mieke Rochimi Setiawati, M.P., menyampaikan orasi ilmiah oada Upacara Pengukuhan & Orasi Ilmiah Jabatan Guru Besar yang digelar di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Rabu (30/9/2023). (Foto: Dadan Triawan)*

Laporan oleh Nur Aini Rasyid

[Kanal Media Unpad] Lahan marginal merupakan lahan suboptimal yang potensial untuk pertanian, baik untuk tanaman pangan, perkebunan, ataupun perhutanan. Di Indonesia sendiri lahan marginal dapat dijumpai, baik pada lahan basah maupun lahan kering.

Sejatinya kebutuhan akan lahan produktif terutama untuk tanaman pangan makin meningkat, tetapi ketersediaan lahan semakin terbatas. Oleh karena itu perbaikan lahan marginal merupakan salah satu solusi alternatif untuk memperluas lahan produktif di Indonesia.

Penelitian mengenai peningkatan produktivitas tanaman pada lahan marginal dengan menggunakan bakteri endofitik dilakukan oleh Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran bidang Ilmu Mikrobiologi Tanaman Prof. Dr. Mieke Rochimi Setiawati, M.P.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Prof. Mieke pada orasi ilmiahnya yang berjudul “Peran Bakteri Endofitik sebagai Pupuk Hayati untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman pada Lahan Marginal,” dalam Upacara Pengukuhan & Orasi Ilmiah Jabatan Guru Besar yang digelar di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Rabu (30/9/2023).

Prof Mieke menjelaskan bakteri endofitik merupukan kelompok mikrofungsional yang dapat mengkolonisasi jaringan tanaman dan seringkali memiliki hubungan simbiotik yang bermanfaat dengan tanaman.

Selain itu, peran dan aktivitas bakteri endofitik dapat menguntungkan tanaman sebagai pemfiksasi nitrogen, penghasil hormon tumbuh, pelarut fosfat dan kalium dalam membantu penyerapan mikronutrien, bioremediasi tanah tercemar, dan meningkatkan toleransi tanaman terhadap stress abiotik.

“Bakteri endofitik (juga) dapat meningkatkan toleransi tanaman terhadap salinitas dengan

meningkatkan ketersediaan nutrisi mineral; produksi fitohormon, siderofor, dan enzim; serta dengan mengaktifkan resistensi sistemik terhadap hama dan patogen serangga pada tanaman,” ucap Prof. Mieke.

Lebih lanjut, Prof. Mieke juga menjelaskan mengenai peluang dari pemanfaatan bakteri endofitik sebagai pupuk hayati. Di antaranya adalah peningkatan penyerapan nutrisi, pengendalian hama dan penyakit, toleransi terhadap stres lingkungan, dan dukungan pertanian berkelanjutan. (arm)*

Share this: